Sosok
Cerita Anak Papua, Tinggalkan Kampung dan Keluarga Demi Kuliah di Itera
Jarak ribuan kilometer dari kampung halaman tak menjadi penghalang bagi anak-anak Papua menempuh pendidikan tinggi.
Mahasiswa asal Papua lain, Rahmatul Fitri Nurlete, yang sama-sama berasal dari Sorong, Papua Barat memilih menempuh pendidikan sebagai mahasiswa Program Studi Farmasi, prodi yang paling diminati di Itera.
"Saya ingin bisa membuka apotek sendiri di kampung halaman saya setelah lulus, meskipun kuliahnya harus jauh dari rumah," kata dia.
Dorongan dan doa orang tua juga membuat Fitri semakin berani kuliah di perantauan.
Meskipun dia harus rela menahan rindu, karena tidak dapat setiap saat bertemu langsung dengan keluarganya.
"Kalau kangen orang tua biasanya komunikasi via telepon, dan di Asrama Itera juga saya seperti punya keluarga baru," imbuh Fitri.
Pembina Program Beasiswa Adik Itera, Lisdiana, S.Pd.SD., M.Pd., mengatakan saat ini ada enam mahasiswa dari dua angkatan 2021 dan 2022, yang terdata sebagai mahasiswa penerima beasiswa Adik.
Baca juga: KISAH Elissanias Kalakmabin, Penjaga Perbatasan Papua-Papua Nugini
Program beasiswa tersebut menjadi kesempatan putra dan putri asal Papua, serta daerah tertinggal, terdepan, dan terluar Indonesia, untuk dapat mengenyam pendidikan tinggi di perguruan tinggi negeri, termasuk di Itera.
Ia berharap, para penerima beasiswa Adik di Itera dapat sungguh-sungguh dalam belajar.
Sehingga setelah selesai mengenyam pendidikan di Itera, mereka dapat membangun daerahnya masing-masing.
"Mahasiswa penerima beasiswa Adik harus giat kuliah, sehingga bisa membanggakan keluarga, agama, bangsa dan negara serta membangun daerahnya kelak, seperti yang diharapkan Kemendikbud Ristek," harap Lisdiana. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mahasiswa Asal Papua Ini Rela Tempuh Ribuan Kilometer Demi Kuliah di Itera",
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.