Pesawat Susi Air Terbakar
Pesawat Susi Air yang Dibakar KKB di Nduga Seharga Rp 30,4 Miliar dan Sudah Tak Diproduksi Lagi
Kuasa hukum Susi Air sebut pesawat yang dibakar KKB di Nduga memiliki harga 2 juta dolar AS atau sekitar Rp 30,4 miliar.
TRIBUN-PAPUA.COM - Kuasa hukum maskapai Susi Air, Donal Fariz menyebut harga pesawat yang dibakar Kelompok Kriminal Bersenjata di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, senilai 2 juta dolar AS atau sekitar Rp 30,4 miliar (dengan kurs Rp 15.249).
Donal juga mengatakan bahwa pesawat PC-6 Porter/PK-BVY itu kini sudah tak diproduksi lagi.
Ia juga mengatakan bahwa nilai subsidi yang diberikan pemerintah dari APBN dan APBD terhadap penerbangan pesawat tersebut ke Kabupaten Nduga diperkirakan sebesar Rp 14 juta per jam dalam satu kali penerbangan.
Baca juga: Susi Minta Maaf Penerbangan Susi Air di Papua Terganggu Imbas Pilot Disandera KKB: Ini Sangat Sulit

Donal mengatakan Susi Air memang mengalami banyak kerugian materiil setelah pesawatnya dibakar dan pilotnya, Captain Phillip Mark Mehrtens disandera KKB.
Apalagi sejak insiden tersebut terhitung ada 22 kali penerbangan ke Kabupaten Nduga yang tidak bisa dilaksanakan.
Kendati demikian, ia enggan merinci lebih jauh kerugian materil yang ditimbulkan akibat kejadian tersebut.
Donal mengatakan, yang lebih penting saat ini adalah keselamatan pilotnya.
"Saya tidak punya hitungan secara ekonomi lebih detil untuk itu karena memang kami merasa tidak baik mengekspos kerugian perusahaan sekarang ini seolah kerugian perusahaan lebih penting daripada penyelamatan pilot," kata Donal usai konferensi pers di SA Residence Jakarta Timur pada Rabu (1/3/2023).
Baca juga: Minta Negara Terus Upayakan Pembebasan Kapten Philips, Susi Air: Kami Juga akan Terus Berkontribusi
Karena itu, kata dia, pihaknya terus berkoordinasi dengan pemerintah khususnya Direktorat Angkutan Udara Kementerian Perhubungan karena subsidi yang diterima Susi Air adalah subsidi dari APBN.
"Makanya Bu Susi tadi sampaikan teman-teman, yang diterima Susi Air itu adalah terbang oleh negara, karena jenisnya adalah subsidi dari APBN dan APBD dan per jam itu lebih kurang Rp14 juta atau Rp15 juta," kata Donal.
Donal Fariz pun mengatakan saat ini pihaknya masih menunggu informasi yang disampaikan tim-tim yang berada di lapangan dan melakukan screening informasi kepada pihaknya perihal penyanderaan Kapten Philip.
Telah 22 hari berselang sejak pembakaran pesawat Susi Air di Distrik Paro Kabupaten Nduga Papua, kata dia, informasi yang diterima pihaknya saat ini cenderung satu arah.
Pihaknya, kata dia, juga tidak mendapatkan seluruh informasi terkait penyanderaan Phillip.
Baca juga: Kendala Penyelamatan Pilot Susi Air, Panglima TNI: KKB Berpindah-pindah dan Membaur dengan Warga
Begitu juga dari Duta Besar Selandia Baru yang telah ditemui pihaknya kemarin, kata dia, Susi Air hanya mendapat informasi yang kurang lebih sama dengan yang diperoleh pihaknya.
"Tapi satu hal yang pasti, kelompok penyandera tidak mencoba atau tidak melakukan komunikasi apapun kepada perusahaan. Jadi zero komunikasi saat ini antara kelompok penyandera dengan kami," kata Donal usai konferensi pers di SA Residence Jakarta Timur pada Rabu (1/3/2023).
Tolak Tawaran Selandia Baru untuk Bantu Selamatkan Pilot Susi Air, Panglima TNI Ungkap Alasannya |
![]() |
---|
Komunikasi dan Medan yang Sulit Jadi Kendala Pembebasan Pilot Susi Air, Polri: Butuh Usaha Tinggi |
![]() |
---|
3 Minggu Lebih Pilot Susi Air Disandera KKB, Polri Utamakan Soft Approach demi Keselamatan Korban |
![]() |
---|
Minta Negara Terus Upayakan Pembebasan Kapten Philips, Susi Air: Kami Juga akan Terus Berkontribusi |
![]() |
---|
Susi Minta Maaf Penerbangan Susi Air di Papua Terganggu Imbas Pilot Disandera KKB: Ini Sangat Sulit |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.