ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Pemkab Jayapura

Ada 32 Kasus Demam Berdarah di Kabupaten Jayapura, Dinkes: Orangtua Awasi Anak Apabila Gejala Demam

Edward meminta masyarakat harus perhatikan lingkungan karena pemberantasan sarang nyamuk ini penting dengan 3 M Plus.

Tribunnews.com
Ilustrasi Nyamuk Malaria. 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Putri Nurjannah Kurita

TRIBUN-PAPUA.COM, SENTANI - Sekertaris Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura, Edward Sitohing mengimbau orangtua untuk mengawasi anak-anak dengan gejala demam.

Ini menyusul status Kabupaten Jayapura dinyatakan waspada demam berdarah (DBD).

Ada 32 kasus demam berdarah yang terjadi sejak tiga bulan terkahir, hingga menyebabkan satu orang anak meninggal dunia.

"Orangtua harus perhatikan anak-anak yang demam dengan memastikannya di bawa ke sarana kesehatan supaya bisa diketahui demam karena infeksi biasa seperti Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) atau karena DBD," ujarnya.

Baca juga: WASPADA Demam Berdarah di Kabupaten Jayapura, Dinkes: Ada 32 Kasus dan Satu Meninggal

Edward meminta masyarakat harus perhatikan lingkungan karena pemberantasan sarang nyamuk ini penting dengan 3 M Plus, memberisihkah sampah, dan jangan ada  genangan air.

Dirinya  mengimbau masyarakat jika ada kasus DBD segera lapor ke dinas kesehatan atau Puskesmas terdekat supaya dilakukan pencegahan dengan fogging.

Sekertaris Kesehatan Kabupaten Jayapura, Edward Sihombing mengumumkan status waspada demam berdarah kepada masyarakat.
Sekertaris Kesehatan Kabupaten Jayapura, Edward Sihombing mengumumkan status waspada demam berdarah kepada masyarakat. (Tribun-Papua.com/Putri Nurjannah Kurita)

Adapun 32 kasus yang terjadi sejak Januari hingga Maret paling banyak adalah 5-44 tahun.

Ada balita tiga orang, anak sekolah dan dewasa sebanyak 28 orang.

Menurutnya kasus paling banyak menyerang anak sekolah karena di dukung dengan situasi pancaroba.

Curah hujan cukup tinggi dan banyak genangan air.

Baca juga: KLB Demam Berdarah di Asmat Tercatat 67 Kasus, Dinkes Papua: Satu Meninggal Dunia

Sementara itu, bagi sekolah yang siswanya terkena demam berdarah dapat meminta vogging mandiri di Dinas Kesehatan.

"Virus ini dulu tidak terlalu mengahawatirkan tapi karena penyebaran yang cukup luas akhirnya anak-anak yang daya tahan tubuh kurang bagus dan makannya kurang baik akhirnya sakit. Pengobatannnya itu perkuat daya tahan tubuh saja," katanya. (*)
 

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved