ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Upaya Pembebasan Pilot Susi Air

TERUNGKAP! Ini Alasan Pembebasan Pilot Susi Air dari Tangan KKB Cukup Alot

Dalam upaya pembebasan pilot Philips, kata Kisdiyanto, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono telah berbincang dengan Duta Besar Selandia Baru.

Editor: Roy Ratumakin
Tribun-Papua.com/Istimewa
Tampak pasukan KKB bersama Pilot Pesawat Susi Air Philips Mark Methrtens di Hutan Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan. 

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA – Hingga kini, proses operasi pembebasan pilot Susi Air, Philips Mark Methrtens (37) masih terjadi kendala.

Diketahui, negosiasi sedang dilakukan pemerintah dan tokoh masyarakat dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya, yang menyandera pilot berkebangsaan Selandia Baru itu.

Lantas, apakah proses pembebasan sang pilot membutuhkan waktu yang lama?

Baca juga: Pilot Susi Air Berkebangsaan Afrika Selatan Dititipi Surat oleh KKB di Distrik Jila, Ini Kata Polri

Hal tersebut dibenarkan Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda (Laksda) Kisdiyanto kepada awak media di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI, Sentul, Bogor, Rabu (15/3/2023).

“Ya memang kalau negosiasi tidak akan sebentar, pasti butuh waktu yang panjang,” kata Kisdiyanto.

“Dan kita semua harus sabar, karena ini menyangkut nyawa manusia yang harus kita selamatkan. Meskipun satu orang, itu adalah nyawa manusia,” sambungnya.

Dalam upaya pembebasan pilot Philips, kata Kisdiyanto, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono telah berbincang dengan Duta Besar Selandia Baru Y M Kevin Burnett.

“(Selandia Baru) sudah menawarkan untuk membantu. Namun Bapak Panglima menyatakan bahwa satuan TNI masih cukup untuk bisa menangani masalah penyanderaan ini,” kata Kisdiyanto.

Dia mengatakan, TNI-Polri sebenarnya bisa saja mengeksekusi KKB pimpinan Egianus Kogoya. Namun, eksekusi itu harus berdasarkan perintah dari negara.

Baca juga: Kasus Penyanderaan Pilot Susi Air, TNI Tunggu Perintah Negara untuk Eksekusi KKB

“Sebenarnya TNI kalau sudah ada perintah dari negara, pemerintah, untuk segera mengeksekusi, kami akan laksanakan,” kata Kisdiyanto.

Aparat TNI-Polri, lanjut dia, telah mengetahui titik-titik yang diprediksi menjadi tempat KKB membawa pilot Philips apabila ingin mengeksekusi.

“Kami memang tidak bisa fix tahu. Kami melalui sarana yang kami miliki, baik itu pesawat udara maupun intelijen yang lain, kami sudah mengetahui beberapa lokasi di wilayah Papua yang dimungkinkan itu adalah posisi mereka,” kata Kisdiyanto.

Kisdiyanto juga menekankan bahwa operasi yang dilakukan adalah operasi penegakan hukum dan mengedepankan negosiasi.

“Sehingga yang lebih dikedepankan adalah bagaimana sandera ini selamat,” ucap dia.

Diketahui, Philips yang merupakan warga Selandia Baru, disandera KKB pimpinan Egianus Kogoya setelah pesawat yang dipilotinya dibakar di Bandara Paro, Nduga, Papua Pegunungan, pada 7 Februari 2023.

Saat itu, pesawat tersebut mengangkut lima penumpang yang merupakan orang asli Papua (OAP).

Sebenarnya, Philips dan kelima OAP sempat melarikan diri ke arah yang berbeda.

Belakangan diketahui bahwa kelima OAP telah kembali ke rumah masing-masing, sedangkan Philips masih disandera. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved