ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Kabupaten Fakfak

Kategori Tinggi, Angka Prevalensi Anak dengan Stunting di Kabupaten Fakfak Mencapai 29 Persen

Dari data kesehatan, angka Stunting kita pada 2022 mencapai 26 persen dan termasuk tinggi, kemudian 2023 ini berada pada 29 persen

Penulis: Aldi Bimantara | Editor: M Choiruman
Tribun-Papua.com
STUNTING - Sekretaris Bappeda dan Litbang Fakfak, Awal Woretma saat diwawancarai Tribun-Papua.com di Fakfak soal angka Stunting dan upaya yang telah dilakukan, Minggu (14/5/2023). 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Aldi Bimantara

TRIBUN-PAPUA.COM, FAKFAK - Angka prevalensi anak dengan kasus Stunting di Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat terbilang tinggi hingga mencapai 29 persen. 

Hal itu disampaikan Sekretaris Bappeda dan Litbang Fakfak, Awal Woretma kepada Tribun-Papua.com di Fakfak, Minggu (14/5/2023). 

Baca juga: Pesona Pantai Warna-warni di Distrik Wartutin Kabupaten Fakfak yang Wajib Anda Kunjungi 

"Dari data kesehatan, angka Stunting kita pada 2022 mencapai 26 persen dan termasuk tinggi, kemudian 2023 ini berada pada 29 persen," beber Awal. 

Awal mengatakan, pencegahan dan pemberantasan kasus Stunting di Kabupaten Fakfak Papua Barat menjadi salah satu agenda prioritas dari Pemda. 

"Karena bagaimana kita mau mewujudkan generasi Fakfak Emas sesuai visi dan misi Pemkab, kalau masih banyak anak-anak kita yang terkena Stunting," tandasnya. 

Dalam mengupayakan pemberantasan dan pencegahan Stunting di Kabupaten Fakfak, Awal menegaskan perlu adanya kolaborasi lintas sektoral terkait.

"Termasuk adanya intervensi dari tingkat kampung dalam penanganan Stunting, sehingga di kampung melalui alokasi dana kampung dan juga berbagai OPD terkait bisa ada kolaborasi sehingga kegiatan dapat berjalan," jelasnya. 

Baca juga: Lolos Pendaftaran Bacaleg di KPU, PBB Bawa Misi Berantas Korupsi di Fakfak

Ditanya soal upaya atau langkah yang telah dilakukan pihaknya, Awal mengatakan pihaknya dalam hal ini Tim Penanganan Stunting telah melakukan sosialisasi termasuk pemberian makanan tambahan. 

"Upaya sudah dilakukan tetapi mungkin ada faktor-faktor lainnya yang mengakibatkan belum tepat sasaran atau belum maksimal, misalnya pemberian makanan tambahan itu diberikan tetapi belum tepat sasaran," katanya. 

Untuk itu, Awal meminta semua pihak terkait harus duduk bersama berkolaborasi untuk mengupayakan penurunan angka Stunting di Kabupaten Fakfak, Papua Barat. 

Baca juga: Daftar Bacaleg di KPU, PKB Usung Representatif 90 Persen Anak Asli Negeri Fakfak

Ditanya soal keironisan yang terjadi dengan angka Stunting tinggi di daerah penghasil ikan segar melimpah seperti Fakfak, Awal merespon dengan menyebutkan penyebabnya kompleks dari berbagai faktor. 

"Mulai dari kondis sosial masyarakat kita yang belum paham, termasuk kaitannya dengan pernikahan dini dan kekerasan dalam rumah tangga serta pemahaman masyarakat yang belum teredukasi," bebernya.

Awal mengambil contoh untuk Distrik Wartutin, dari 228 anak terdapat 57 anak yang terkena Stunting. 

Baca juga: Musrenbang Distrik Wartutin Fakfak Digelar, 4 Isu Jadi Pokok Pembahasan

"Angka ini berarti 25 persen yang masih terkena Stunting, kemudian di Distrik Karas yang merupakan daerah pesisir masih ada sekira 20 persen anak-anaknya mengalami Stunting," pungkasnya. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved