ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Info Pegunungan Bintang

Polisi Pi Ajar di Pegubin, Ajak Anak Putus Sekolah untuk Berani Bermimpi

Sebanyak 31 anak putus sekolah itu nantinya bakal diupayakan untuk mendapat ijazah non formal yakni paket A bagi anak putus sekolah ditingkat SD.

Editor: Roy Ratumakin
Humas Polda Papua
Kurang lebih 14 pekan berjalannya program Polisi Pi Ajar (Si-Ipar) dalam operasi Rasaka Cartenz 2023, tercatat sudah ada 31 anak putus sekolah yang dibina di Distrik Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan. 

TRIBUN-PAPUA.COM, OKSIBIL – Kurang lebih 14 pekan berjalannya program Polisi Pi Ajar (Si-Ipar) dalam operasi Rasaka Cartenz 2023, tercatat sudah ada 31 anak putus sekolah yang dibina di Distrik Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan.

Sebanyak 31 anak putus sekolah itu nantinya bakal diupayakan untuk mendapat ijazah non formal yakni paket A bagi anak putus sekolah ditingkat sekolah dasar.

Selain itu, ada puluhan anak-anak usia dini yang ikut bimbingan Si-Ipar di Oksibil, mereka berminat untuk belajar mengenal angka, berhitung dan membaca.

Baca juga: Anak-anak Binaan di Yahukimo Mulai Pintar Berhitung Berkat Polisi Pi Ajar

Iptu Jufri Rambu menjelaskan, pihaknya tidak hanya fokus kepada anak-anak yang putus sekolah, melainkan mengajak anak-anak usia dini untuk mau belajar. Seperti halnya yang dilakukannya di Kampung Balusu, Distrik Oksibil, Senin (15/5/2023).

“Disini itu kami ke kampung-kampung mencari anak-anak putus sekolah untuk membimbing mereka agar mau kembali bersekolah. Nah di kampung Balusu ada 16 anak kemarin kami didik, dengan latar belakang putus sekolah maupun tidak bersekolah,” kata Jufri.

 

 

Jufri berharap, dengan anak-anak mau kembali belajar bersekolah, mereka bisa kembali memiliki mimpi. Jufri merasa bangga bisa terlibat dalam operasi ini lantaran bisa mengerti kesulitan yang dihadapi anak-anak di kampung tersebut.

“Selain kemarin kami ajak mereka belajar, tentunya kami akan mendata mereka yang ingin mendapatkan ijazah non formal,” katanya.

“Harapannya ketika mereka mendapatkan ijazah paket A, mereka bisa melanjutkan pendidikan formal di sekolah.”

“Begitu juga anak-anak usia dini yang kita bina, diharapkan mereka bisa menapaki jenjang sekolah lebih tinggi,” sambungnya.

Baca juga: Polisi Pi Ajar: Dua Anak Putus Sekolah di Dogiyai, Minta Diajarkan Baca Tulis

Jufri bersama rekan-rekannya yang terlibat dalam program Si-Ipar kedepan akan terus mencari anak-anak yang putus sekolah di kampung-kampung lainnya. Ia berkeyakinan program ini sangat baik bagi masyarakat dan tentunya membantu pemerintah daerah.

“Ketika kami mendidik mereka, terkadang lelah kami hilang ketika diantara mereka berani menyatakan mimpi-mimpi mereka di masa depan,” tuturnya.

“Nah kedepan tantangannya selain kami harus mendidik mereka, namun kita harus menyiapkan anak-anak ini untuk mendaftarkan mereka agar bisa mengikuti ujian paket, sehingga mereka bisa mendapatkan ijazah non formal,” pungkasnya.

Pada akhir kegiatan, personel Satgas Binmas bersama personel Kesehatan Ops Rasaka Cartenz memberikan vitamin kepada anak-anak sebagai upaya meningkatkan imunitas dan kesehatan mereka selama mengikuti kegiatan bersama Satgas Binmas Ops Rasaka Cartenz 2023.

Kasatgas Humas Ops Rasaka Cartenz 2023, Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo mengungkapkan, dengan konsistensi Satgas Binmas melalui program Polisi Pi Ajar dalam mengajar anak didik, diharapkan dapat memberikan hasil yang positif.

Baca juga: Tingkatkan IPM di Bidang Pendidikan, Polisi Pi Ajar Cerdaskan Anak-anak di Kabupaten Nduga

"Harapannya, program ini dapat memberikan motivasi kepada anak-anak binaan Satgas Binmas di wilayah untuk terus menuntut ilmu dan kembali bersekolah," tutup Kasatgas Humas.

Dengan adanya program Polisi Pi Ajar yang mengajarkan membaca dan menulis kepada anak-anak di Pegubin, diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam pendidikan dan perkembangan anak-anak serta memotivasi mereka untuk terus belajar dan mengembangkan potensi diri.

Program tersebut merupakan salah satu upaya untuk membantu pemerintah daerah setempat dalam memacu peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) khususnya di bidang pendidikan.

Dimana IPM Kabupaten Pegunungan Bintang sendiri tergolong rendah, atau di bawah angka 60 berdasarkan data BPS pada akhir tahun 2022. (*)

Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved