Festival Colo Sagu
Sago is My Life, Penguatan Dusun Sagu dengan Ditanam Kembali
Hana Hikoyabi menjelaskan, dusun sagu di Bukisi, Marowai, Maribu, hingga ke wilayah Sentani wajib di tanam kembali.
Penulis: Putri Nurjannah Kurita | Editor: Roy Ratumakin
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Putri Nurjannah Kurita
TRIBUN-PAPUA.COM, SENTANI – Pemerintah Kabupaten Jayapura memperkuat dusun sagu dengan cara menanam kembali, Kamis (29/6/2023).
Sekertaris Daerah Kabupaten Jayapura, Hana Hikoyabi di penutupan Festival Colo Sagu di jalan masuk Bandara Sentani, menyatakan ada kebijakan yang di dorong oleh Pemerintah Kabupaten Jayapura di sektor perkebunan, dusun-dusun sagu di perkuat dengan ditanami kembali.
Ia mengatakan, budidaya sagu dapat di lakukan karena seluruh masyarakat di Sentani ini mempunyai dusun, akan tetapi areal dusun mulai berkurang dengan adanya pengalihan fungsi menjadi perumahan yang mengakibatkan daerah resapan air berkurang.
Baca juga: Klemens Hamo: Festival Colo Sagu Berhasil Bangkitkan Spirit Masyarakat
Pihaknya akan memulai menanam, minimal dengan menebang satu pohon dapat menanam kembali tiga pohon sagu.
Hana menjelaskan, dusun sagu di Bukisi, Marowai, Maribu, hingga ke wilayah Sentani wajib di tanam kembali.
Pemerintah daerah melalui Dinas Perkebunan dan Holtikultura patut mengawal kebijakan itu agar berkelanjutan.
Kebijakan yang baru saja di lakukan untuk mengangkat dan menyediakan pasar bagi penjual sagu di Kabupaten Jayapura, setelah acara Colo Sagu beberapa waktu lalu yang di gagas oleh Kapolres Jayapura, AKBP Frederickus Maclarimboen, telah menjadi agenda rutin untuk sarapan pagi di Gunung Merah.
Kebergantungan masyarakat melalui cara hidup dan kebiasaan yang tidak terlepas pada sagu, Hana kemudian menyatakan sagu adalah hidupku atau Sago is My Life.
Baca juga: Terinspirasi Festival Colo Sagu, Polda Papua Bakal Hidangkan Sagu Bakar di HUT ke-77 Bhayangkara
Pangan yang satu itu memang bagian dari tradisi orang Sentani, juga Papua dalam rangkaian acara dan kehidupan sehari-hari mereka.
Sagu yang di olah menjadi berbagai variasi makanan selalu ada untuk sekadar acara makan-makan, acara pinangan, syukuran, keadaan sakit, bahkan orang meninggal.
"Sago is my life karena semua pangan ada setiap acara tiap kali kami makan, sagu telah menjadi habbit masyarakat Sentani di Papua, segala macam olahan. Saya melihat sagu menjadi habbit masyarakat sentani baik yang bayar mas kawin acara apa saja pasti sagu tidak terlepas dari makanan makanan yang selalu di olah dari kecil sampai besar," ujarnya.
Baca juga: Markus Matatar: Anak Muda Papua Harus Terus Melestarikan Hutan Sagu
Baginya, dengan menjaga keberlangsungan ekosistem sagu, sagu masih tetap bertahan melalui persentase, publikasi dan disiapkan menjadi pangan lokal dengan menggunakan ciri khas daerah masing-masing. (*)
Festival Colo Sagu Dorong Masyarakat 10 Kampung di Jayapura Bisa Berdaya Lewat Hasil Kebun dan Laut |
![]() |
---|
Gubernur Ramses Limbong: Papua Tanpa Sagu Serasa Hampa |
![]() |
---|
Bincang Sagu Selingkuh Kunjungi Kampung Abar dan Bahas Festival Makan Papeda di Gerabah |
![]() |
---|
Raup Untung di Festival Colo Sagu, Pedagang Harap Pemkab Jayapura Adakan Pelatihan |
![]() |
---|
Klemens Hamo: Festival Colo Sagu Berhasil Bangkitkan Spirit Masyarakat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.