Pasar Jibama Wamena Terbakar
Pedagang Pasar Jibama Wamena yang Terbakar Menjerit: Kami hanya Masyarakat Kecil
Kami ini masyarakat kecil yang tidak tahu apa-apa, kami di sini hanya mencari nafkah untuk hidup dalam keluarga
Penulis: Arni Hisage | Editor: M Choiruman
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Arny Hisage
TRIBUN-PAPUA.COM, WAMENA – Pedagang yang menjadi korban kebakaran 16 ruko di Pasar Jibama Wamena meminta Pemerintah Kabupaten Jayawijaya membangunkan kembali tempat jualan mereka yang hangus terbakar pada Minggu (16/7/2023) pagi.
Baca juga: Polres Jayawijaya Selidiki Penyebab Kebakaran 16 Unit Kios di Pasar Jibama Wamena
"Kami ini masyarakat kecil yang tidak tahu apa-apa, kami di sini hanya mencari nafkah untuk hidup dalam keluarga. Kami minta pemerintah membangunkan, karena ini aset pemerintah juga yang terbakar," kata Sawiati, salah satu pedagang kepada Tribun-Papua.com, Senin (17/07/2023).
Perwakilan pihak korban kebakaran 16 pintu ruko di Pasar Jibama mengungkapkan, sejak kejadian kebakaran itu hingga saat ini para pedagang mengungsi ke salah salah satu musala yang ada di kompleks Pasar Jibama.
"Karena kita sudah tidak punya tempat lagi untuk berlindung, sehingga sementara dengan anak-anak kami masih numpuk di mushola," ungkapnya.
Sawiati menjelaskan, barang-barang yang ikut terbakar di antaranya uang, kulkas, mesin cuci, alat-alat dapur, dengan semua barang-barang kios telah terbakar habis.
Baca juga: BREAKING NEWS: Pasar Jibama Wamena Kabupaten Jayawijaya Terbakar: 16 Kios Tinggal Puing
"Kita keluar hanya badan kosong, tidak bawah satupun barang-barang kita habis semua," jelasnya.
Dirinya juga meminta kepada pemerintah selain dari bangunan ruko, pihaknya juga minta untuk diberikan modal agar usaha mereka bisa berjalan seperti biasa.
Baca juga: Polisi Ungkap Pelaku Penganiayaan Firdaus di Pasar Jibama Wamena Berjumlah 7 Orang
Sawiati berharap, kepada pemerintah daerah maupun dinas terkait serta kepala Pasar Jibama harus mengambil langkah yang cepat untuk membangun ruko-ruko yang terbakar.
"Karena kami sudah tidak punya tempat lagi untuk tinggal dan kami juga malu hati tinggal dengan anak-anak di musala," harapnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.