ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

USAID Kolaborasi

Kathinka Soumilena: Pelatihan Policy Bootcamp 2023 Beri Manfaat Positif Bagi Orang Papua

Menurut Kathinka, pihaknya juga diajar untuk menggali isu terkait pelayanan publik yang terjadi di tengah masyarakat.

|
Penulis: Calvin Louis Erari | Editor: Roy Ratumakin
Tribun-Papua.com/Calvin Erari
Kathinka Soumilena yang merupakan satu di antara peserta pelatihan Policy Bootcamp 2023 menilai, kegiatan tersebut sangat memberikan bermanfaat kepada masyarakat Papua. 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Calvin Louis Erari

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURAKathinka Soumilena yang merupakan satu di antara peserta pelatihan Policy Bootcamp 2023 menilai, kegiatan tersebut sangat memberikan bermanfaat kepada masyarakat Papua.

Hal itu disampaikan Kathinka karena selama pelatihan, mereka mendapatkan banyak materi terkait percepatan pembangunan dan implementasi Otsus.

"Seperti pelayanan kesehatan, pendidikan, dan lain sebagainya yang yang kurang menyentuh di kampung-kampung," kata Kathinka kepada Tribun-Papua.com, di Sentani, Rabu (23/8/2023).

Baca juga: Pelatihan Policy Bootcamp 2023, Caroline Tupamahu: Jadi Motor Penggerak Kesejahteraan Masyarakat

Selain itu menurut Kathinka, pihaknya juga diajar untuk menggali isu terkait pelayanan publik yang terjadi di tengah masyarakat.

Misalnya, terkait pelayanan air bersih yang tidak yang berjalan dan lain sebagainya.

 

 

"Isu-isu ini nantinya kita kumpul, lalu disampaikan saat pelaksanaan Musrembang kampung, distri, kabupaten, hingga provinsi," pungkasnya.

Diketahui, pelatihan Policy Bootcamp 2023 dilaksanakan oleh Yayasan Kitong Bisa (KBF), Wahana Visi Indonesia (WVI), dan INFID.

Kegiatan ini akan dilaksanakan sejak 21-26 Agustus 2023.

Direktur Utama Yayasan Kitong Bisa Foundation (KBF), Johanes Faidiban mengatakan, pelatihan tersebut itu bertujuan untuk melatih pemuda, perempuan dan kelompok disabilitas di tingkat kampung.

Baca juga: Johanes Faidiban: Pelatihan Policy Bootcamp 2023 Harus Menjadi Agen Perubahan

"Kenapa kelompok ini dilibatkan, karena dari pengamatan kami, merekalah yang paling termarjinalkan dalam proses pembangunan di desa," kata Johanes.

Kemudian tujuan lain, untuk memberikan pembekalan, keterampilan dan pengetahuan terhadap proses perencanaan pembangunan di tingkat desa hingga nasional.

"Nah, nanti mereka ini menjadi suara untuk mengadvokasi seluruh proses perencanaan yang baik, agar bisa lebih transparansi demi kemajuan kampung," jelasnya.

Johanes berharap para peserta dapat memanfaatkan pelatihan ini dengan baik, agar bisa menjadi agen perubahan terhadap pembangunan di kampung, distrik hingga kabupaten. (*)

Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved