Info Papua Selatan
174 Ribu Anak Tidak Sekolah di Tanah Papua, UNICEF: Di Papua Selatan Ada 12 Persen
ada tiga kategori anak tidak sekolah, yakni, anak tidak pernah sekolah, tidak melanjutkan sekolah ke tingkatan selanjutnya dan putus sekolah di tengah
Penulis: Yulianus Bwariat | Editor: Gratianus Silas Anderson Abaa
Laporan wartawan Tribun-Papua.com, Yulianus Bwariat
TRIBUN-PAPUA.COM, MERAUKE - United Nations Children's Fund (Unicef) mencatat, berdasarkan survei Nasional tahun 2022, ada sekitar 174 ribu anak-anak tidak sekolah di Tanah Papua. Hal itu disampaikan, Spesialis Pendidikan, UNICEF Tanah Papua, Pria Santri Beringin, kepada Tribun-Papua.com, kemarin.
"Data setanah Papua itu ada sekitar 174 ribu anak tidak sekolah, itu hasil survei Nasional tahun 2022," ungkap Santri.
Dijelaskan, ada tiga kategori anak tidak sekolah, yakni, anak tidak pernah sekolah, tidak melanjutkan sekolah ke tingkatan selanjutnya dan putus sekolah di tengah-tengah.
Secara keseluruhan, rata-rata usia anak putus sekolah berada pada usia 16 hingga 18 tahun, atau berada pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).
"Untuk Provinsi Papua Selatan sendiri, ada sekitar 12 persen anak tidak sekolah dari jumlah hasil survei nasional. Penyebab anak-anak tidak sekolah, dapat dikatakan 70 persennya terkendala oleh ekonomi," ucap Santri.
Baca juga: Ini Kolaborasi Apik Pemprov Papua Selatan, WWF Indonesia dan Universitas Negeri Nasional
Walaupun sekolah gratis telah diadakan pemerintah pusat sejak lama, namun permasalahan bukan hanya biaya pendidikan. Kondisi geografis Papua yang sulit dilalui, sehingga membutuhkan biaya transportasi menuju ke sekolah, hal tersebut menjadi penyebab putusnya keinginan anak bersekolah.
"Kalau menuju ke sekolah dapat melalui jalan darat, kita rasa masih dimaklumi. Tapi, contohnya saja di kabupaten Asmat, yang notabene perairan dan dari satu kampung ke kampung lainnya membutuhkan biaya cukup besar. Misalkan SMP berada di Kampung sebelah, mau tidak mau harus keluarkan biaya 100 ribu per orang untuk sekali jalan," tuturnya.
Secara grafik, khususnya di wilayah Papua Selatan, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di kabupaten Merauke dan kabupaten Mappi, masih lebih baik dibandingkan dengan kabupaten Asmat dan Boven Digoel.
Dengan dasar tersebut, Unicef berkolabirasi bersama Yayasan Berkat Lestari (YBL) dan pemerintah daerah provinsi Papua Selatan maupun 4 kabupaten sekitar, terus mendorong program penanganan anak tidak sekolah.
Wagub Papua Selatan, Paskalis Imadawa Lepas Dua Pelajar Merauke Ikuti Seleksi Paskibraka Nasional |
![]() |
---|
Paskalis Desak Pemkab Boven Digoel Serahkan Perbaikan Jalan Winiktit–Kut Kemp–Waropko ke Provinsi |
![]() |
---|
Tak Layak Dikonsumsi, Karantina Papua Selatan Musnahkan Buah dan Sayuran Rusak dari Surabaya |
![]() |
---|
Hotel Marriott Segera Dibangun di Merauke, Siap Beri Kontribusi Bagi Papua Selatan |
![]() |
---|
Kapolda Papua Sebut Banyak Tantangan Membangun Gudang Jagung Kapasitas 1.000 Ton di Merauke |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.