Info Jayapura
Upaya Penurunan Kejadian KEK pada Ibu Hamil, Khairul Lie: Butuh Perhatian Khusus
Khairul Lie mengatakan angka ibu hamil dengan energi kronik (KEK) dikampung tersebut ada empat dari 72 ibu hamil atau 5,5 persen.
Penulis: Putri Nurjannah Kurita | Editor: Roy Ratumakin
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Putri Nurjannah Kurita
TRIBUN-PAPUA.COM, SENTANI - Posyandu Nuri dan Nila melakukan pencegahan stunting dengan pemberian makanan tambahan pada bayi dan balita di Kampung Ifar Besar, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Selasa (12/9/2023).
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura, Khairul Lie mengatakan angka ibu hamil dengan energi kronik (KEK) dikampung tersebut ada empat dari 72 ibu hamil atau 5,5 persen.
Kondisi KEK dipengaruhi kekurangan gizi yang lama dalam rumah tangga.
Baca juga: Khairul Lie: Penanganan Stunting di Kabupaten Jayapura Harus Ditangani Bersama
"Ada masalah dengan makanan yang panjang. Standar pelayanan terhadap ibu hamil harus empat kali ketemu bidan dan dua kali ketemu dokter dengan USG," kata Khairul Lie.
Khairul mengatakan, kondisi keterbatasan pada pembiayaan di masyarakat membuat begitu banyak kekurangan gizi sementara penanganan sangat terbatas di Puskesmas.
Untuk itu, pihaknya meminta dukungan dari setiap perangkat distrik, kampung, dan Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) bekerjasama untuk menekan angka stunting dan ibu hamil dengan KEK.
"Jangan biarkan sektor kesehatan jalan sendiri. TPPS diharapkan terlibat, tidak ada air bersih dan BAB sembaranga ini akan menyumbang pada stunting. Sehingga menjadi tanggung jawab semua sektor, bantuan sosial yang tepat sehingga semua sektor kerjasama," ujarnya.
Khairul mengatakan, ada sebanyak lima anak dari 32 anak dengan stunting di Kampung Yabaso dan tiga anak dari 34 anak di Kampung Ifar Besar yang berada di bawah pengawasan Puskesmas Komba.
Baca juga: Dinkes Kabupaten Jayapura Layani Kesehatan Warga dengan Mobil Ambulans, Khairul Lie: Hubungi 119
Dikatakan, di Kampung Ifar Besar angka stunting sebesar 8,8 persen, sedangkan Yabaso 15,6 persen. Kata Khairul, menurut WHO angka stunting dibawah 20 persen masih terkendali.
"Berarti di dua daerah ini masih terkendali. Kalau 20-30 persen berarti sedang, diatas 30 persen tinggi kalau kita lihat persentase 8 dan 16 masih cukup baik. Tetapi tidak bisa dibiarkan. Secara absolut seharusnya tidak ada," jelasnya.
Adapun, Distrik Ebungfauw memiliki angka stunting paling tinggi.
"Kita lihat bukan hanya persoalan makanan, sanitasi, pendapatan, pola asuh dalam keluarga. Perosalan yang bukan saja ketersediaan makanan, bisa juga datang ke faktor determinan. Daerah ini kaya dan ikan dan sagu. Tapi ada faktor lain. Disitulah butuh badan kordinasi berencana. Kami hanya mengukur, menemukan, dan mengumumkan," jelasnya. (*)
Dosen FKM Uncen Pakai Teknologi RO Bantu Warga Keerom Atasi Kesulitan Air Bersih |
![]() |
---|
Warga Perbatasan Papua Nugini Ikuti Pelatihan Barista di Koya Kota Jayapura |
![]() |
---|
Warga Distrik Kaureh Kabupaten Jayapura Minta Bupati Yunus Wonda Perbaiki Jalan Kampung |
![]() |
---|
Bupati Jayapura, Yunus Wonda Minta PT Sinar Mas Perhatikan SDM dan Layanan Kesehatan Buruh Sawit |
![]() |
---|
Uncen Kolaborasi Lintas Sektor Luncurkan Regional Center of Excellence Program Makan Bergizi Gratis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.