ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Palestina vs Israel

IRON SWORD, Serangan Menakutkan Israel ke Jalur Gaza

Empat hari setelah serangan terkoordinasi yang disebut-sebut sebagai insiden paling memalukan dari intelijen Israel.

Editor: Roy Ratumakin
RONALDO SCHEMIDT/AFP
Tentara Israel mengambil posisi di dekat kota selatan Sderot pada 8 Oktober 2023. Meningkatnya kekerasan antara Israel dan Hamas telah menewaskan hampir 1.000 orang sejak pejuang Palestina melancarkan serangan mendadak besar-besaran, kata para pejabat pada Minggu, seperti yang diperingatkan oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tentang a perang yang "panjang dan sulit" akan terjadi. 

TRIBUN-PAPUA.COM - Iron Sword merupakan suatu operasi balasan dari serangan Al Aqsa Flood dari serangan pejuang Hamas Palestina pada Sabtu, (7/10/2023).

Empat hari setelah serangan terkoordinasi yang disebut-sebut sebagai insiden paling memalukan dari intelijen Israel.

Guyuran bom Israel menghujani Jalur Gaza, menyasar banyak warga sipil.

Baca juga: Lini Masa dan Awal Mula Konflik Israel vs Hamas: Ribuan Warga Sipil Tewas

Al Jazeera melaporkan, per Selasa (10/10/2023), rumah sakit kewalahan menampung korban bom.

Kementerian Kesehatan Palestina dan WHO menyerukan koridor kemanusiaan “untuk memastikan masuknya bantuan medis mendesak” ke rumah sakit di Gaza.

 

 

Seruan itu menyusul aksi “blokade total” Israel di Gaza, termasuk larangan menerima makanan dan bahan bakar.

Pengepungan semacam itu, yang bertujuan untuk membuat penduduk kelaparan, merupakan kejahatan perang berdasarkan undang-undang PBB.

"Korban tewas terbaru mencapai 770 warga Palestina di Gaza dan lebih dari 900 orang di Israel," tulis laporan Al Jazeera.

Media tersebut juga mengungkapkan laporan langsung dari kontributor mereka yang saat ini tinggal di Gaza, Maram Humaid.

Maram Humaid adalah jurnalis Palestina dan Storyteller dari Jalur Gaza.

Baca juga: KORBAN TEWAS Perang Hamas-Israel 1.908 Orang, 7.928 Terluka

Maram mengatakan dalam tulisannya, kalau bom-bom yang dihujani Israel di Gaza menjadi teror-teror kematian bagi anak-anak, perempuan, dan para orang tua.

Dentuman bom-bom itu, bahkan berlangsung dalam kegelapan, dampak diputusnya aliran listrik di wilayah itu, menyisakan ketakutan akan kah bom berikutnya yang jatuh di rumah mereka.

 

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved