ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Hari Pangan Sedunia

Canangkan Gerakan Pangan Murah di Papua Tengah, Ribka Haluk: Ayo Bijak Gunakan Air dan Giat Bertani

Masyarakat juga diajak agar lebih bijak menggunakan air guna menjaga keseimbangan alam demi kelangsungan hidup manusia.

Tribun-Papua.com/istimewa
Penjabat Gubernur Papua Tengah, Ribka Haluk, saat memperingati Hari Pangan Sedunia di Kampung Lagari Jaya, Distrik Makimi, Kabupaten Nabire pada Senin (16/10/2023). 

TRIBUN-PAPUA.COM, NABIRE - Masyarakat di wilayah Provinsi Papua Tengah diimbau untuk menjaga pasokan pangan lokal dengan cara menggiatkan pertanian, peternakan serta perikanan.

Masyarakat juga diajak agar lebih bijak menggunakan air guna menjaga keseimbangan alam demi kelangsungan hidup manusia.

Seruan ini disampaikan Penjabat Gubernur Papua Tengah, Ribka Haluk, saat memperingati Hari Pangan Sedunia di Kampung Lagari Jaya, Distrik Makimi, Kabupaten Nabire pada Senin (16/10/2023).

Adapun peringatan ke-43 Hari Pangan Sedunia, 16 Oktober 2023, mengambil tajuk “Water is life, water is food. Leave no one behind” yang artinya; air adalah kehidupan, air adalah makanan. Jangan tinggalkan siapapun. 

Baca juga: Harga Tiket Nabire-Intan Jaya Tembus Rp 4 Juta, Pj Gubernur Papua Tengah Akan Panggil Pihak Terkait

Tema ini bertujuan untuk menyoroti peran penting air bagi kehidupan di bumi, serta sumber makanan.

Dari kampung Lagari Jaya, Ribka Haluk mengenalkan Gerakan Pangan Murah (GMP) kepada masyarakat Papua Tengah.

Pasar murah juga digelar bersama Pemerintah Kabupaten Nabire.

Langkah ini dilakukan sebagai upaya mengendalikan laju inflasi di Papua Tengah.

“GMP merupakan salah satu upaya pemerintah untuk stabilkan pasokan dan harga pangan dalam hal mengendalikan laju inflasi di Provinsi Papua Tengah,” ujarnya, sebagaimana rilis diterima Tribun-Papua.com, Selasa (17/10/2023).

“Air memiliki peran penting dalam membentuk lebih dari 50 persen tubuh makhluk hidup, menutupi sekitar 71 persen permukaan bumi, hingga menjadi kekuatan bagi manusia, perekonomian dan alam serta fondasi pangan,” sambung Ribka. 

Menurutnya, pesatnya pertumbuhan penduduk, laju urbanisasi, pembangunan ekonomi dan perubahan iklim membuat sumber daya air di bumi semakin terbatas.

Karenanya, masyarakat dunia harus bijak menggunakan air. 

“Kita perlu memproduksi lebih banyak pangan dan komoditas pertanian penting lainnya dengan sedikit air, sambil memastikan air didistribusi secara merata, sistem pangan tetap terjaga dan tidak ada seorang pun yang tertinggal,” ujarnya.

Sebagai upaya aksi, masyarakat diajak menerapkan resolusi organisasi pangan sedunia (FAO) lewat konferensi dunia di Italia, yang disepakati 172 negara termasuk Indonesia.

Resolusi itu berbunyi; seluruh negara dan masyarakat dunia secara keseluruhan mengupayakan untuk menghilangkan kelaparan dan kekurangan gizi dalam waktu satu dekade.

“Namun sampai saat ini pernyataan tersebut belum dapat diwujudkan dengan baik. Hal ini disebabkan karena adanya masalah ketidak seimbangan antara ketersedian, distribusi, daya beli dan pertumbuhan penduduk antar wilayah maupun negara,” tuturnya.

Ribka menyebut Papua Tengah yang terdiri 8 Kabupaten memiliki daerah pesisir hingga pegunungan dengan beragam suku penduduknya.

Setiap daerah memiliki pola konsumsi makanan pokok yang beragam seperti beras, umbi-umbian dan sagu.

Untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan pangan, maka dibutuhkan kerja sama semua pihak baik pemerintah, swasta serta masyarakat.

“Mari kita mengawasi kegiatan distribusi dan perdagangan pangan yang ada agar ketersediaan dan harga pangan dapat terjaga dengan kondusif. Tidak boleh ada pihak yang coba-coba bermain dan melakukan penimbunan bahan pangan,” tegasnya.

Pihaknya juga berupaya meningkatkan pembinaan terhadap pangan lokal di wilayah Papua Tengah, dengan cara perbaikan mutu dan pengelolaan hasil serta kualitas gizi. 

“Saya juga mendorong peningkatan pendapatan dan kesejhateraan masyarakat. Melestarikan potensi sagu dan pangan lokal lainya melalui budidaya yang teratur dan berkesinambungan," jelasnya.

Usai membuka kegiatan pasar murah, Pemprov Papua Tengah dan Pemkab Nabire juga membagikan sembako gratis kepada warga yang kurang mampu.

Selain sembako, diberikan juga ternak berupa bebek dan sapi serta bibit kelapa dan cabai kepada kelompok tani.

Baca juga: Ribka Haluk: Masyarakat Papua Tengah Siap Sukseskan Pemilu 2024

Ribka juga mengunjungi setiap stand pasar murah untuk memastikan harga sembako yang diperdagangkan oleh distributor.

Adapun harga bahan pokok di pasar murah ini terbilang murah dibandingkan harga di pasar pada umumnya.

Satu rak telur sajua dibanderol Rp 45.000, sedangkan harga pasaran saat ini Rp 60.000.

Semikian juga sembako lainnya mengalami penurunan signifikan. (*)

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved