ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Pelantikan Anggota Majelis Rakyat Papua

Perwakilan Islam di MRP Tidak Dilantik, Majelis Muslim Papua Bereaksi Tegas: 6 Pernyataan Sikap MMP

Majelis Muslim Papua mengeluarkan peryataan sikap tegas menanggapi pelantikan anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) oleh Wamendagri Jhon Wempi Wetipo.

Tribun-Papua.com/istimewa
DILANTIK - Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) John Wempi Wetipo melantik 34 Anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) masa jabatan 2023-2028, Selasa (7/11/2023 di Kantor Gubernur Papua. (Dok. MRP) 

Laporan wartawan, Tribun-Papua.com Noel Iman Untung Wenda 

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Majelis Muslim Papua (MMP) mengeluarkan peryataan sikap menanggapi pelantikan anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) oleh Wamendagri Jhon Wempi Wetipo di Jayapura pada Selasa (7/11/2023).

Ketua Majelis Muslim Papua, H Arobi A Aituarauw mengatakan, MRP sebagai lembaga kultural orang asli Papua dibentuk sesuai amanat Undang-undang Otonomi Khusus (UU Otsus) Papua No 21 Tahun 2001.

"Pada pasal 5 ayat (3) Peraturan Daerah Provinsi (Perdasi) Papua No. 5 Tahun 2023 tentang Tata 
Cara Pemilihan Anggota Majelis Rakyat Papua Provinsi Papua," katanya melaui pers rilis kepada Tribun-Papua.com, Kamis (9/11/2023).

Adapun wilayah pemilihan anggota MRP untuk wakil agama dilaksanakan di tingkat provinsi.

Baca juga: Terbentur Perdasi, Ustad Al Payage Batal Jadi Anggota MRP Mewakili Muslim: Nasib KH Tonny Wanggai?

"Penjelasan dari pasal 5 ayat (3) terkait wakil agama ini tidak mensyaratkan keterwakilan dari wilayah adat. Pada pasal 7 Perdasi ini juga menjelaskan bahwa kuota kursi masing-masing lembaga  keagamaan ditentukan secara proporsional berdasarkan jumlah pemeluk agama di provinsi," katanya.

Aituarauw mengatakan, pada rangkaian pemilihan anggota MRP, terdapat calon wakil agama Islam yang  telah melakukan pendaftaran dan proses seleksi hingga diumumkan sebagai calon tetap dan calon terpilih anggota MRP periode 2023-2028.

Pada 10 Juli 2023 telah dikeluarkan pengumuman dengan Nomor: 161.1/7705/SET oleh Pj Gubernur Provinsi Papua tentang  Calon Tetap dan Calon Terpilih anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) periode 2023-2028.

Setelah dilakukan verifikasi berjenjang dari Panpil gabungan Kabupaten/Kota dan Panpil Provinsi Papua yang di dalam lampirannya termasuk daftar nama wakil agama yang  memuat 14 calon wakil agama, yakni 12 orang wakil Protestan, 1 (satu) orang wakil Katolik  dan 1 (satu) orang wakil Islam. 

"Pada pelantikan anggota MRP pada Selasa oleh Wakil Menteri Dalam Negeri John Wempi Wetipo, tidak ada wakil Islam yang dilantik sebagai anggota MRP," katanya.

dikatakan, sepanjang proses seleksi MRP, terdapat sejumlah respon yang beragam terkait wakil agama dari berbagai elemen masyarakat.

Baca juga: Khawatir Pemilu 2024 Terganggu, Tonny Wanggai Harap Pusat Tuntaskan Persoalan 8 Kursi MRP Terpilih

Hal ini dipahami sebagai dinamika sosial-masyarakat. 

"Namun hal ini tidak terlepas dari respon berbagai otoritas, termasuk oleh anggota DPR dan Wamendagri, yang menjelaskan bahwa wakil agama, termasuk wakil Islam, pemilihannya bersifat universal dan tidak terbatas pada ruang-ruang wilayah adat  sehingga perdebatan terkait representasi wilayah adat seharusnya tidak terjadi," katanya.

Selanjutnya Islam juga dijelaskan sebagai agama yang sudah ada di Papua bahkan sebelum masa Irian 
Barat.

Berdasarkan pelantikan anggota MRP yang telah dilakukan, MMP sebagai representasi umat Muslim Papua melakukan refleksi dan menyatakan sikap; 

1. Kami tidak mempersoalkan terkait Pokja agama, namun menyoroti secara tegas ketiadaan wakil Islam di MRP. 

2.  Dengan tidak adanya wakil Islam di MRP menimbulkan kekhawatiran akan eksistensi umat Islam yang tidak diakui keberadaannya di Papua namun di sisi lain rentan mengalami eksploitasi untuk kepentingan politik. 

Akademisi Universitas Cenderawasih (Uncen) Marinus Yaung menilai, peryataan Wamendagri John Wempi Wetipo soal calon anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) sangat tidak adil dan diskriminasi.
Akademisi Universitas Cenderawasih (Uncen) Marinus Yaung menilai, peryataan Wamendagri John Wempi Wetipo soal calon anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) sangat tidak adil dan diskriminasi. (Kolase Tribun-Papua.com)

3. Bahwa pernyataan Wamendagri terkait dasar tidak dilakukannya pelantikan terhadap sejumlah calon anggota MRP, termasuk wakil Islam, adalah Perdasi No. 5 Tahun 2023 bertentangan dengan pernyataan Wamendagri sendiri sebelumnya (11 Agustus 2023). Hal ini menunjukkan inkonsistensi penafsiran terhadap aturan maupun lemahnya komitmen negara dalam mengakui keberadaan umat Islam Papua. 

4. Seharusnya, jika terdapat masalah dalam proses rekrutmen anggota MRP maka pelantikan anggota MRP wakil agama tidak dilakukan, sama seperti penundaan pelantikan yang dilakukan pada anggota Majelis Rakyat Papua Tengah untuk wakil agama. 

Baca juga: TERUNGKAP Penyebab Anggota MRP Perwakilan Muslim Belum Dilantik: Pj Gubernur Papua Dipertanyakan

5. MMP mendesak Menteri Dalam Negeri untuk mengesahkan dan melantik KH Saiful Islam Al Payage, S.HI sebagai wakil Islam di MRP sesuai dengan Pengumuman Gubernur Papua No. 161.1/7705/SET tentang Calon Tetap dan Calon Terpilih anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) periode 2023-2028 setelah dilakukan verifikasi berjenjang dari Panpil gabungan Kabupaten/Kota dan Panpil Provinsi Papua. 

6. Apabila Mendagri tidak taat pada UU Otsus No.21 Tahun 2001, Perdasi Papua No. 5 Tahun 2023, serta Pengumuman Gubernur Papua No. 161.1/7705/SET yakni dengan tidak mengesahkan dan melantik KH. Saiful Islam Al Payage, S.HI sebagai wakil Islam di MRP, maka MMP akan melakukan langkah hukum dengan mengajukan gugatan terhadap Surat Keputusan yang menjadi dasar pelantikan anggota MRP melalui Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) serta melakukan komunikasi dengan sejumlah otoritas termasuk Wakil Presiden, Menkopolhukam. (*)

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved