ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Lukas Enembe Meninggal Dunia

Kericuhan di Jayapura, Paskalis Kosay: Akumulasi Kekecewaan Rakyat ke Pemerintah dan KPK

Kata Kosay, dari hasil pemeriksaan dokter, Luykas Enembe mengalami sakit permanen, tetapi lembaga antirasuah tersebut memaksakan kehendak.

Penulis: Noel Iman Untung Wenda | Editor: Roy Ratumakin
Tribun-Papua.com/Noel Iman Untung Wenda
Massa saat mengiring jenazah mantan Gubernur Papua Lukas Enembe dari Sentani Kabupaten Jayapura menuju Koya Tengah Kota Jayapura, Kamis (28/12/2023). 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Noel Iman Untung Wenda

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA – Politisi senior Papua, Paskalis Kosay mengatakan, kejadian di Jayapura, Papua terjadi karena akumulasi kekecewaan masyarakat atas sikap pemerintah dan tindakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap proses hukum mantan Gubernur Papua, Lukas Enembe.

Kata Kosay, dari hasil pemeriksaan dokter, Luykas Enembe mengalami sakit permanen, tetapi lembaga antirasuah tersebut memaksakan kehendak.

Baca juga: BEREDAR Pesan Provokasi Warga Maluku di Papua, Pengurus Ikemal: Jangan Percaya, Itu adalah Hoaks!

"Kalau sakit permanen, harusnya Lukas Enembe mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal," kata Kosay kepada Tribun-Papua.com di Jayapura, Sabtu (30/12/2023).

Kosay menilai, KPK dan pemerintah betindak tak adil terhadap Lukas Enembe. Hal ini yang menimbulkan kekecewaan yang cukup dalam.

 

 

"Peristiwa atau insiden penghadangan terhadap PJ Gubernur Papua dan Kapolda Papua sampai berlanjut kerusakan fasilitas umum itu merupakan ekspresi dan pelampiasan kekecewaan rakyat," ujarnya.

Dengan peristiwa tersebut, Kosay menyimpulkan, kejadian ini ekspresi rakyat karena marah pemimpin mereka diperlakukan tidak adil.

"Menurut saya tidak ada motif lain atau kepentingan lain yang memprovokasi peristiwa tersebut. Itu murni pelampiasan kekecewaan," katanya.

Baca juga: BEREDAR Pesan Provokasi Warga Maluku di Papua, Pengurus Ikemal: Jangan Percaya, Itu adalah Hoaks!

Namun mantan Anggota DPR RI itu mengaku, aksi maayarakat itu justru mengurangi simpati dan penghormatan kepada almarhum Lukas Enembe.

"Sayangnya, (pelampiasan) dapat menghilangkan ketokohan bapak Lukas Enembe," ujarnya.

"Seandainya seluruh rakyat mengikuti dengan tertib seluruh prosesi agenda yang disusun pihak Gereja GIDI , keluarga dan Pemprov Papua, simpati semakin meluas dan tidak mungkin terjadi perlawanan yang memperkeruh Kamtibmas di Kota dan Kabupaten Jayapura," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved