ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Info Jayapura

Konflik di Kampung Karya Bumi, Dewan Adat Grime Nawa Siapkan Upacara Perdamaian

Zadrak Wamebu menjelaskan ada lima suku yang berdiam di Lembah Grime Nawa yakni Suku Mlap, Suku Elseng, Suku Namblong, Suku Klesi, dan Suku Otim.

Penulis: Putri Nurjannah Kurita | Editor: Roy Ratumakin
Tribun-Papua.com/Putri Kurita
Ketua Dewan Adat Daerah Grime Nawa, Zadrak Wamebu (kiri) saat menyerahkan pernyataan Dewan Adat Daerah Grime Nawa kepada Penjabat Bupati Jayapura, Triwarno Purnomo di Balai Adat Kwansu, Distrik Kemtuk, Kabupaten Jayapura. 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Putri Nurjannah Kurita

TRIBUN-PAPUA.COM, SENTANI - Dewan Adat Daerah Wilayah Grime Nawa akan melakukan persiapan upacara perdamaian bersama pemerintah Kabupaten Jayapura dan seluruh masyarakat adat di Grime Nawa.

Ketua Dewan Adat Daerah Grime Nawa, Zadrak Wamebu menjelaskan ada lima suku yang berdiam di Lembah Grime Nawa yakni Suku Mlap, Suku Elseng, Suku Namblong, Suku Klesi, dan Suku Otim.

Baca juga: Ganti Kerusakan Rumah Warga di Kampung Karya Bumi, Pj Bupati Jayapura: Disesuaikan Anggaran Daerah

Usai pertemuan pembacaan pernyataan Dewan Adat Daerah Grime Nawa yang mewakili lima suku tersebut di Balai Adat Kwansu, Distrik Kemtuk, pada 5 Januari 2024, keluarga korban dan dewan adat sudah menjemput pengungsi di Distrik Nimbokrang esok harinya.

 

 

"Di Kampung Karya Bumi situasi saat ini setelah tanggal 5 Januari 2024 bertemu dengan pemerintah. Situasinya cukup baik karena pada esok harinya, dewan adat bersama keluarga korban ke tempat pengungsian untuk membawa kembali mereka ke Kampung Karya Bumi," ujarnya melalui panggilan telepon, Selasa (9/1/2024).

Zadrak menyampaikan saat ini situasi di Kampung Kwansu dan Karya Bumi sudah kodusif dan aman.

Baca juga: Polisi Kembalikan 10 Unit Sepeda Motor Milik Warga Kampung Karya Bumi yang Dijarah Saat Kericuhan

Sebagai informasi, kericuhan di Kampung Karya Bumi pada Senin (1/1/2023) terjadi akibat seorang anggota TNI Angkatan Darat yang bertugas di Koramil Nimboran dan berdomzili di Kampung Karya Bumi Sertu Azdar melakukan pembacokan hingga korban Daud Bano warga dari Kampung Kwansu, meninggal dunia.

Usai pengungsi kembali, dewan adat mengagendakan persiapan upacara perdamaian pada 11 Januari 2024 nanti.

Zadrak menegaskan dalam sembilan point penting yang dinyatakan di balai adat waktu lalu, yang terpenting adalah pembayaran kepala atas almarhum Daud Bano yang akan dibahas bersama Penjabat Bupati Jayapura.

Baca juga: Pasca-ricuh di Kampung Karya Bumi, Aktivitas Belajar Mengajar di 5 Sekolah Lumpuh

"Dan sekarang kami akan melakukan persiapan menuju perdamaian. Perdamaian direncanakan pada 11 Januari 2024. Hanya saja belum bertemu Penjabat Bupati untuk mendiskusikan sembilan point dalam pernyataan," ujarnya.

"Yang paling penting adalah pembayaran kepala dan pada waktu masalah damai harus diserahkan (diselesaikan) pada acara perdamaian serta seluruh pihak yang terlibat dalam peristiwa ini (ada disana)," ujarnya.

Sebelumnya, pihak keluarga sudah melakukan doa bersama namun prosesi adat atau acara perdamaian menjadi bagian utama untuk dilakukan sesuai dengan aturan  adat agar tidak ada lagi korban yang jatuh.

"Salah satunya untuk proses perdamaian bagian dari semua masalah untuk diselesaikan. Tapi harus dilakukan dalam hukum adat agar tidak dilakukan lagi (pembunuhan) hal yang sama kedepan," katanya. (*)

Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved