ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Info Jayapura

Pernikahan Dini di Kota Jayapura Masih Tinggi, Kepala DP3AKB: Ini Jadi Tanggung Jawab Bersama

Karena sangat disayangkan jika ada anak perempuan yang berusia 15 tahun sudah menikah namun dari sisi kesehatan (reproduksi) mereka belum siap.

Penulis: Hendrik Rikarsyo Rewapatara | Editor: Lidya Salmah
Tribun-Papua.com/ Hendrik
Kepala DP3AKB Kota Jayapura Betty Puy 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Hendrik Rewapatara

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA -Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Jayapura, mencatat ada 13 kasus pernikahan dini pada 2023 lalu. 

Hal itu disampaikan,Kepala DP3AKB Kota Jayapura Betty Puy kepada wartawan, di Manhall Kantor Wali Kota Jayapura,Rabu (21/2/2024).

Betty menjelaskan, sesuai Undang-Undang Nomor 16 tahun 2019 tentang perubahan atas undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan, menyebutkan baik laki-laki maupun perempuan harus berusia 19 tahun baru bisa melakukan pernikahan.

"Sementara di bawa usia 19 tahun mereka harus disidangkan di pengadilan agama untuk dinikahkan," katanya.

Baca juga: Cegah Kasus Kekerasan Terhadap Anak, Betty Puy: Sosialisasi Terus Dilakukan

Dia mengatakan,pernikahan dini di Kota Jayapura terlalu tinggi.

"Sehingga ini menjadi tanggung jawab bersama, terutama orang tua untuk memberikan pengarahan kepada anaknya," ujarnya.

"Karena sangat disayangkan jika ada anak perempuan yang berusia 15 tahun sudah menikah namun dari sisi kesehatan (reproduksi) mereka belum siap mengandung dan itu sangat berisiko kematian baik kepada ibu maupun anak," sambung Betty.

Lanjut Betty, perlu kolaborasi semua pihak untuk memberikan perlindungan dan pemenuhan hak anak.

"Karena Kota Jayapura telah dicanangkan sebagai kota layak anak," ungkapnya.

Menururnya,pada tahun 2018 Kota Jayapura telah  mendapatkan penghargaan Kota Layak Anak (KLA) Pratama dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI.

"Sehingga kami harap semua pihak berkolaborasi untuk meraih penghargaan nindya, madya selanjutnya utama," katanya.

Betty berharap, kedepan semua jenjang pendidikan dan kesehatan sudah menerapkan pelayanan yang ramah anak.

"Tentu semua untuk menuju ke kota layak anak, karena indikator yang harus dipenuhi diantaranya sekolah ramah anak dan pelayanan kesehatan yang menyenangkan," tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved