ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Pemkab Jayapura

Dinkes Jayapura Target di Atas 90 Persen Warga Setop Buang Air Besar Sembarangan

Hilangnya perilaku itu ditargetkan di atas 80 -90 persen. Diketahui, baru satu distrik yang sudah stop BABS yakni di Distrik Yokari.

Tribun-Papua.com/ Putri
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura, Khairul Lie saat diwawancarai di Puskesmas Harapan, Kampung Nolokla, Distrik Sentani Timur. 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Putri Nurjannah Kurita

TRIBUN-PAPUA.COM, SENTANI - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura Khairul Lie mengungkapkan tahun 2024 menargetkan tidak ada lagi perilaku buang air besar sembarangan atau Setop Buang Air Besar Sembarangan (BABS).

Hilangnya perilaku itu ditargetkan di atas 80-90 persen.

Diketahui, baru satu distrik yang sudah stop BABS yakni di Distrik Yokari.

"Yang dekat dengan pantai di sana masyarakatnya sudah memiliki perilaku yang bagus tidak lagi BABS, termasuk di beberapa kampung di sekitaran danau sentani masyarakatnya sudah sadar tidak berperilaku lagi BAB," katanya di Sentani, Sabtu (30/3/2024).

Baca juga: Kota Jayapura Satu-satunya Daerah di Papua Telah Bebas Dari Praktik BABS

Hal ini juga hasil kerja keras dari Tim Pembina Kabupaten Kota sehat di Kabupaten Jayapura yang bertugas memberikan edukasi dan  sosialisasi kepada masyarakat agar Stop BABS.

Tim ini akan terus bekerja dan sudah ada hasilnya mencapai 60 persen masyarakat perilaku BABS
sudah tidak ada lagi.

Perilaku BABS memang masih ada  disebabkan karena terkendala tidak punya jamban sehingga dibutuhkan kerjasama dari Dinas PUPR Kabupaten Jayapura untuk membantu membuatkan jamban dan septic tank komunal supaya daerah yang susah untuk membuat septic tank bisa dijadikan satu.

Baca juga: Sasar Warga Kampung Siaratesa, Dinkes Sarmi Bersama UNICEF Papua Sosialisi Kampanye Stop BABS

Menurutnya, untuk kebiasaan masyarakat masih melakukan BABS ini sudah mulai berkurang seiring dengan kemajuan zaman karena faktor keselamatan faktor kesehatan dan faktor kenyamanan.

Adapun, edukasi dan sosialisasi yang terus dilakukan adalah bagaimana kesadaran masyarakat itu bisa membuat jamban sendiri di masing masing rumah supaya saat buang air besar bisa dilakukan dengan nyaman. (*)

Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved