ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Idulfitri 2024 di Papua

INI MAKNA dan SEJARAH Ucapan Minal Aidin wal Faizin

Minal aidin wal faizin pertama kali diucapkan oleh masyarakat Madinah saat Rasulullah kembali dari sebuah peperangan besar, yaitu perang Badar.

Penulis: Roy Ratumakin | Editor: Roy Ratumakin
Tribun-Papua.com/Istimewa
ILUSTRASI - Saat lebaran, kalimat “minal aidin wal faizin” kerap diucapkan berdampingan dengan “mohon maaf lahir dan batin”. 

TRIBUN-PAPUA.COM – Saat lebaran, kalimat “minal aidin wal faizin” kerap diucapkan berdampingan dengan “mohon maaf lahir dan batin”.

Namun, ungkapan tersebut masih banyak disalah artikan oleh sebagian orang sebagai “mohon maaf lahir dan batin”.

Baca juga: Jelang Idul Fitri, Tokoh Port Numbay ini Ajak Warga Kota Jayapura Jaga Kerukunan Beragama

Sejarah Kalimat Minal Aidin wal Faizin

Minal aidin wal faizin pertama kali diucapkan oleh masyarakat Madinah saat Rasulullah kembali dari sebuah peperangan besar, yaitu perang Badar.

Dikutip dari Kompas.com (4/4/2023), perang Badar adalah perang besar antara umat Islam dan kaum Quraisy pada bulan Ramadhan, yang berakhir dengan kemenangan Muslim.

 

 

Mendengar kabar kemenangan tersebut, masyarakat Madinah menyambut kedatangan Rasulullah dan pasukannya dengan gembira sambil mengucapkan kalimat minal ‘aidin wal faizin.

Kalimat ini kemudian diserap oleh masyarakat Indonesia dan digunakan untuk mengungkapkan kegembiraan saat lebaran atau hari kemenangan.

Maksud penggunaan kalimat minal aidin wal faizin kurang lebih sama antara masyarakat Madinah dan Indonesia.

Perbedaannya terletak pada kegembiraan atas kemenangan setelah perang fisik (perang Badar) dan perang melawan hawa nafsu selama puasa Ramadan.

Baca juga: Gelar Sholat Idul Fitri 2024, Warga Aryoko Penuhi Pelataran Mako Ajendam XVII/Cenderawasih

Makna Minal Aidin wal Faizin

Dilansir dari Kompas.com (20/4/2023), minal aidin wal faizin adalah penggalan dari doa "ja’alanallaahu minal ‘aidin wal faizin".

Doa tersebut memiliki arti "semoga Allah menjadikan kita termasuk dalam golongan orang-orang yang kembali dan orang-orang yang memperoleh kemenangan".

Jadi, kalimat yang identik diucapkan saat hari raya lebaran tersebut bukan bermakna “mohon maaf lahir dan batin”.

Maksud dari kata kembali dalam doa tersebut adalah kembali kepada kesucian dan fitrah. Itu karena selama bulan Ramadhan dosa-dosa muslim yang berpuasa dan rajin beribadah telah dihapus. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved