ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Internasional

Anggota Keluarga Hilang di Gaza, Warga Palestina Kesulitan dalam Proses Pencarian

Ketika militer Israel melancarkan serangan ke Rafah timur, tepatnya pada 6 Mei, Al-Shaer dan keluarganya diperintahkan untuk meninggalkan rumah mereka

Editor: Lidya Salmah
Photo by MOHAMMED ABED/AFP
Bola api meletus selama pemboman Israel di Kota Gaza pada 9 Oktober 2023. Israel memberlakukan pengepungan total di Jalur Gaza pada 9 Oktober dan memutus pasokan air karena terus membom sasaran di daerah kantong Palestina yang padat sebagai tanggapan atas serangan mendadak Hamas. Hal ini disamakan dengan serangan 9/11. 

“Meskipun kami memiliki pengalaman luas dalam melakukan penelusuran di zona perang, saat ini penelusuran aktif tidak mungkin dilakukan,” kata Davies.

Palang Merah biasanya melakukan penelusuran aktif, yang dilakukan dengan berkeliling dan mengetuk pintu-pintu rumah untuk bertanya. Namun, orang-orang di Gaza saat ini “tidak memiliki pintu, dan mereka terus-menerus dipindahkan dan terusir lagi,” kata Davies.

ICRC memiliki lima operator saluran siaga di Gaza yang bertugas menerima informasi mendasar dari orang-orang yang hendak mencari kerabatnya yang hilang.

Setelahnya, informasi tersebut akan diteruskan kepada seorang spesialis penelusuran yang kemudian akan kembali menghubungi keluarga dari orang hilang itu untuk mulai menyusun dokumen.

“Operator saluran siaga mendengar cerita dari keluarga, dan itu sangat memilukan,” kata Davies.

“Beberapa (orang) kehilangan banyak anggota keluarga atau terpisah dari beberapa anggota dari keluarga yang sama. Dan Anda tidak tahu apakah itu karena mereka tertimbun reruntuhan, atau karena kehilangan ponsel atau kartu SIM, dan itulah alasannya keluarga mereka tidak bisa menghubungi mereka, atau mereka berada di area tanpa koneksi dan internet, tapi mereka baik-baik saja.”

Hilang karena Ditangkap

Diduga Militan Banyak warga Palestina yang ditahan berdasarkan Undang-Undang Kombatan yang Melawan Hukum Israel, yang memungkinkan militer Israel menangkap dan menahan mereka dalam waktu yang lama tanpa pengadilan, perwakilan hukum, atau perlindungan tawanan perang.

Banyak pihak yang berkata bahwa hal tersebut tidak benar-benar terjadi.

Walaupun ditangkap, mereka pasti akan dibebaskan kembali ke Gaza.

Namun, organisasi hak asasi manusia Israel di sisi lain telah melaporkan adanya pelecehan dan kekerasan parah terhadap para tahanan di pusat penahanan Sde Teiman di Israel tengah.

Jessica Montell, direktur eksekutif HaMoked, sebuah organisasi hak asasi manusia Israel, mengatakan bahwa kebanyakan permintaan penelusuran yang ia terima berasal dari keluarga yang tidak tahu apakah kerabatnya telah ditahan, dibunuh, atau memang belum ditemukan.

Montell kemudian menambahkan,  Israel telah “menolak untuk melacak orang hilang dari Gaza, bertentangan dengan praktik sebelumnya dan kewajiban hukumnya.” (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Sulitnya Warga Palestina Mencari Anggota Keluarga yang Hilang di Gaza

Sumber: Tribun Papua
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved