Info Nabire
Bappeda Sebut Penyebab Naiknya Inflasi di Kabupaten Nabire karena Berbagai Faktor
Mukayat mengatakan, kenaikan itu bisa mencapai 7,8 persen lebih tinggi daripada yang lalu-lalu hanya dibawah 2,5 persen.
Penulis: Calvin Louis Erari | Editor: Lidya Salmah
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Calvin Louis Erari
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Kabupaten Nabire, Papua Tengah, kerap mengalami kenaikan inflasi yang cukup tinggi.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Nabire, Mukayat membenarkan, bahwa kenaikan itu bisa mencapai 7,8 persen lebih tinggi ketimbang waktu sebelumnya yang hanya dibawah 2,5 persen.
Sementara penyebab naiknya inflasi ini, sebut dia, karena ada beberapa faktor yakni harga cabai yang melambung tinggi.
"Itu karena stoknya cabai terbatas," kata Mukayat di Nabire, Rabu (3/7/2024).
Kemudian penyebab lainnya yaitu faktor cuaca yang cukup ekstrem.
"Akhirnya, lahan cabai dari para petani di Daerah Yaro banjir," katanya.
Baca juga: Pemkab Nabire Sudah Lakukan 3 Aksi dalam Penanganan Stunting
Faktor lainnya lagi, beber Mukayat, karena keamanan para petani yang seringkali terganggu
Lalu, sambung dia, lagu, akibat terbukanya Nabire sebagai ibu kota provinsi.
"Jadi penyebab naiknya inflasi bukan karena kebutuhan bahan pokok yang biasanya kita gunakan, seperti harga beras, minyak goreng, tepung dan lain sebagainya, tapi karena faktor lain," ujarnya.
Sebelumnya, pada 1 Juli 2024, Badan Pusat Statistik (BPS) Nabire melalui situs resmi mereka yaitu, nabirekab.bps.go.id, telah merilis, pada Juni 2024, telah terjadi inflasi year on year (y-on-y) di Nabire sebesar 6,21 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 112,28.
Hal tersebut disebabkan karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, seperti makanan, minuman, dan tembakau sebesar 11,22 persen, lalu pada kelompok perumahan yakni, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 2,00 persen.
Kemudian kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 4,28 persen, lalu kelompok kesehatan sebesar 0,77 persen, kelompok transportasi sebesar 2,10 persen.
Lalu kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 5,67 persen, kelompok pendidikan sebesar 0,21 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran sebesar 7,18 persen, serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 4,22 persen.
Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,45 persen dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,49 persen.
Maka dengan demikian, tingkat inflasi month to month (m-to-m) di Nabire pada Juni 2024 sebesar 0,03 persen dan tingkat inflasi year to date (y-to-d) sebesar 3,17 persen. (*)
| Ciptakan Kedamaian, Sejumlah Tokoh Masyarakat Nabire Dukung Ops Jaran Noken |
|
|---|
| Pemkab Nabire Serahkan Fasilitas Kesehatan ke Puskesmas, Bupati Mesak Pesankan Ini |
|
|---|
| Nabire Daerah Pertama Terima Dana Otsus di Papua Tengah |
|
|---|
| Salut Nabire Diresmikan, Dina Pidjer: Pendidikan adalah Kunci Kemajuan Bangsa |
|
|---|
| ASN Pemkab Nabire Diminta Bijak Menyikapi Informasi |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papua/foto/bank/originals/03072024-bappeda-nabire.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.