Piala Eropa 2024
Piala Eropa 2024 Diwarnai Rasisme dan Kekerasan, Petugas Keamanan Stadion Diduga Aniaya Suporter
Video ini menunjukkan, sekelompok staf keamanan turnamen menahan dua orang di terowongan yang mengarah ke lapangan saat pertandingan di Frankfurt.
”Kami mengetahui hal ini dan sedang melakukan investigasi,” kata pihak kepolisian di Frankfurt melalui akun resminya di media sosial X pada Rabu kemarin.
Football Supporters Europe, sebuah organisasi yang menyatukan kelompok-kelompok penggemar sepak bola dari seluruh Benua Eropa dan partner UEFA, turut bereaksi atas insiden ini.

”Siapa pun yang terbukti atas aksi kekerasan ini harus bertanggung jawab atas tindakan mereka,” demikian pernyataan Football Supporters Europe yang dikutip AP.
Berulang kali
Peristiwa di Frankfurt menjadi momen buruk yang terjadi berulang kali dalam turnamen yang dimulai sejak 15 Juni 2024 lalu.
Pihak penyelenggara, khususnya bidang keamanan, menjadi sorotan akibat berbagai pelanggaran yang terus terjadi.
Sebelumnya, UEFA menjatuhkan sanksi larangan dua kali bermain bagi penyerang Albania, Mirlind Daku, Minggu (23/6/2024).
Saksi ini karena Daku memimpin suporter negaranya dalam nyanyian berbau rasis saat Albania melawan Kroasia pada laga kedua Grup B Piala Eropa 2024 di Hamburg, Jerman.

Nyanyian dipicu sejarah perang berdarah tahun 1990-an saat terjadi perpecahan negara Yugoslavia menjadi beberapa negara, antara lain Serbia, Bosnia, Kroasia, dan Slovenia.
Striker klub asal Rusia, Rubin Kazan, ini telah mengakui perbuatannya.
Daku pun menyampaikan permintaan maaf bagi pihak-pihak yang tersakiti dengan perbuatannya.
UEFA juga menjatuhkan denda kepada Asosiasi Sepak Bola Albania sebesar 50.787 dollar Amerika Serikat atau Rp 836 juta.
Denda untuk beberapa pelanggaran yang berkaitan dengan pertandingan melawan Kroasia, seperti pesan provokatif yang tidak pantas dalam pertandingan. (*)
Artikel ni dioptimasi dari Kompas.id, silakan klik dan berlangganan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.