ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Demo New York Agreement di Papua

BREAKING NEWS: Mahasiswa Uncen Gelar Aksi Peringatan New York Agreement: Kami Tulang Punggung OAP!

Dabla menyebut bahwa, demi kepentingan Amerika dan Belanda sehingga Indonesia mempraktekan kekerasan untuk menghabiskan orang asli Papua.

|
Penulis: Amatus Hubby | Editor: Lidya Salmah
Tribun-Papua.com/ Amatus
Sejumlah Mahasiswa universitas cenderawasih (Uncen) gelar aksi demi damai di depan gapura universitas cenderawasih Jayapura Papua pada Kamis (15/8/2024). 

Laporan Wartawan Tribun-papua.com, Amatus Huby 

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Puluhan mahasiswa Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura, menggelar demo damai untuk memeringati New York Agreement, Kamis (15/8/2024). Aksi yang dipusatkan di gapura Uncen Jayapura tersebut dimulai sejak pukul 08.00 WIT. 

Dalam aksi tersebut para mahasiswa membentangkan  pamflet yang bertuliskan 'Perjanjian New York Agreement 15 Agustus 1962 itu ilegal' dan Berikan hak penentuan nasib sendiri bagi bangsa Papua, dan melawan lupa rasisme karena Rasisme adalah musuh dunia. 

Baca juga: BREAKING NEWS: Puluhan Warga Bakar Kantor KPU Provinsi Papua Pegunungan

Mereka pun bergantian orasi, di mana Dabla, satu dari  orator yang ada, menyampaikan bahwa mahasiswa adalah tulang punggung orang asli Papua.

"Jika kami tidak menyuarakan hari ini maka 10 atau 20 tahun kedepannya kami akan punah di atas tanah kita sendiri,"ucapnya.

Baca juga: Tuntut Keadilan di Atas Tanah Papua, Puluhan Orang Gelar Demo Damai di Depan Kampus Uswim Nabire

Dikatakan juga bahwa, mahasiswa adalah agen perubahan bagi masyarakat orang asli Papua, sehingga harus menyuarakan segala bentuk ketidakadilan yang terjadi di atas tanah ini.

Dalam orasinya, Dabla menyebut bahwa, demi kepentingan Amerika dan Belanda sehingga Indonesia mempraktekan kekerasan untuk menghabiskan orang asli Papua.

"Kami mahasiswa harus lawan sistem yang tidak benar ini," tegasnya.

Dikatakan lagi, kampus Uncen dan Unipa berdiri untuk mendidik orang asli Papua agar bisa menciptakan sistem dan bangsa sendiri.

"Pada tahun 1962 dalam meja perundingan, kami orang Papua tidak pernah dilibatkan sehingga kami hari ini tidak salah untuk mendesak kepada PBB agar memberikan hak penentuan nasib sendiri bagi bangsa Papua,"tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved