ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Info Nabire

Harga Tomat, Jeruk dan Kacang Panjang di Nabire Papua Tengah Naik, BPS: Stok Mulai Berkurang

Karena sudah lewat musim panennya di bulan lalu, akibatnya ketersediaan atau stok yang beredar juga lebih sedikit

Penulis: Calvin Louis Erari | Editor: M Choiruman
(Fahrizal Syam)
Suasana Pasar Malam Borobudur, di Jala Jenderal Sudirman, Manokwari, Provinsi Papua Barat. Di pasar yang buka pukul 17.00-23.00 WIT, dapat ditemukan sejumlah penjual ikan tuna segar. 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Calvin Louis Erari

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA – Sejumlah komoditi khususnya hasil kebun di Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah mengalami kenaikan. Komoditi yang harganya mengalami kenaikan itu di antaranya tomat, jeruk, kacang panjang, ikan kembung dan ayam yang masih hidup. 

Baca juga: Jadwal Kapal Pelni Jayapura-Nabire November 2024, Ada KM Gunung Dempo dan KM Labobar

Hal itu dikatakan Statistik Ahli Muda badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Nabire, Rina Tantina. Menurutnya, kenaikan harga tersebut dipicu karena saat ini sudah lewat musim panen, sehingga stok atau jumlah ketersediaan juga sudah mulai berkurang. 

Kemudian, untuk komoditas yang memberikan andil hingga terjadinya inflasi yaitu, Tomat, jeruk, ikan kembung, ayam hidup, serta kacang panjang.

"Karena sudah lewat musim panennya di bulan lalu, akibatnya ketersediaan atau stok yang beredar juga lebih sedikit, sehingga harga di pasar menjadi naik," jelasnya.

Sedangkan untuk Ikan kembung yang juga mengalami kenaikan karena lebih disebabkan hasil tangkapan ikan segar sedikit.

"Akibatnya, harga jual ikan kembung di pasar juga menjadi lebih mahal. Sementara ini juga menjadi bahan pokok masyarakat," katanya.

Baca juga: Puluhan Peternak di Nabire Ikut imtek dan Terima Bantuan, La Halim: Ini Harus Dimanfaatkan Sebaiknya

Sedangkan kenaikan harga ayam hidup, lanjut Rina Tantina disebabkan beberapa faktor produksi yang memberikan pengaruh terhadap kenaikan harga tersebut. 

Selain sejumlah harga komoditi tersebut yang mengalami kenaikan, ternyata juga ada komoditas yang teridentifikasi mengalami penurunan, seperti, cabai rawit, ikan teri, telur ayam ras, bensin, dan cabai.

"Untuk cabai rawit sendiri, memberikan andil sebesar 0,36 persen, lalu ikan teri dan telur ayam ras sebesar 0,7 persen, kemudian bensin dan cabai merah sebesar 0.6 persen," katanya.

Baca juga: Daftar Harga HP Samsung Terbaru November 2024, Bandingkan Galaxy S23 Ultra dengan Galaxy S24 Ultra

Sedangkan untuk kelompok pengeluaran makanan yang terjadi dari tahun ke tahun juga, cukup tinggi, karena penyediaan makanan, dan minuman, atau restoran mengalami inflasi sebesar 4,4 persen, dan andilnya sebesar 0,25 persen.

Sedangkan kelompok pengeluaran minuman, makanan, dan tembakau mengalami inflasi tahun ke tahun sebesar 4,3 persen, dengan andil 1,92 persen. 

Menurut Rina Tantina hal tersebut berdasarkan pemantauan BPS, Nabire mengalami inflasi bulanan sebesar 0,11 persen.

Baca juga: Pemkab Nabire Komit Kembangkan Seni Budaya Indonesia Lewat Berbagai Kegiatan

Sementara untuk inflasi tahun ke tahun, sebesar 3,10 persen, lalu untuk inflasi tahun kalender sebesar 0,97 persen.

"Dengan demikian maka, inflasi yang terjadi pada Oktober 2024 merupakan, yang pertama sejak terjadi deflasi pada Juni 2024," kata Rina kepada awak media dalam jumpa pers di Kantor BPS Nabire, Jalan Pepera, Sabtu (1/11/2024).

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved