ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Cerita

Mengadu Nyali di Pesisir Samudra Pasifik, Kisah Pengabdian Nakes Ravenirara

Bidan Maria Goreti Ati dan rekannya kerap mengadu nyali demi melayani kesehatan masyarakat di Distrik Ravenirara, Kabupaten Jayapura, Papua.

Tribun-Papua.com/Istimewa
Perjuangan Nakes dan Warga hendak menyeberangkan pasien dari Distrik Ravenirara untuk dirujuk ke Rumah Sakit di Kota Jayapura, Provinsi Papua. 

Hujan disertai petir dan angin kencang malam itu tak menghalangi Bidan Maria dan rekannya untuk menjalankan tugasnya. Ia bersama rekannya lantas melakukan reaksi cepat untuk menolong ibu hamil itu.

Akan tetapi kondisi sang pasien tak lekas membaik dan harus dirujuk ke rumah sakit di Kota agar bisa mendapatkan penanganan intens.

Namun saat hendak dirujuk, hujan belum juga reda. Derasnya masih mengguyur beriringan dengan angin yang kian kencang. Sementara suara ombak dari arah lautan samudra pasifik terdengar keras menghantam bibir pantai.

Karena kondisi yang tidak memungkinkan, Bidan Maria dan rekannya menunda untuk merujuk pasien tersebut ke rumah sakit, hingga situasi benar-benar aman.

Pasalnya, mereka harus melewati lautan menggunakan speed boat sebagai satu-satunya transportasi untuk membawa pasien rujuk ke kota.

Mereka kemudian harus menunggu hingga hujan dan ombak benar-benar reda karena tidak memungkinkan untuk memaksakan perjalanan melewati laut.

Mereka menunggu hingga pagi tiba, tapi awan hitam di langit tak kunjung pergi. Angin juga masih cukup kencang. Sementara kondisi pasien harus segera dirujuk ke rumah sakit.

Bidan Maria dan beberapa rekannya har
Bidan Maria dan beberapa rekannya di Distrik Revanirara, Kabupaten Jayapura, Papua, harus segera bergegas menyiapkan peralatan untuk melayani seorang ibu hamil yang sedang dalam kondisi kritis.

Setelah berdiskusi dengan pihak keluarga, Bidan Maria dan rekannya lantas memutuskan untuk bergerak membawa pasien, menumpangi speed boat dalam kondisi hujan.

Meski harus basah-basahan di atas speed boat sepanjang perjalanan, mereka berhasil menuntaskan tugas itu dengan aman.

"Itu pengalaman berkesan yang saya alami bersama rekan saat hendak mengantar pasien ibu hamil dalam keadaan gawat untuk segera dirujuk ke rumah sakit. Cuaca sedang hujan deras serta angin. Kami harus menunggu hingga pagi untuk membawa pasien itu," kata Bidan Maria.

"Tapi saat pagi tiba, kondisi di laut masih tidak bagus, cuaca juga masih hujan deras dan angin. Kami tetap harus bawa pasien karena tidak bisa menunggu lama dan tidak memungkinkan untuk di tangani di Puskesmas. Mobilisasi pasien dari puskesmas ke speed boat sempat kesulitan, dan pasien juga sampai harus basah-basahan," ujarnya.

Pengalaman itu bukan kali pertama dirasakan oleh Bidan Maria dan rekan-rekannya yang bertugas di Puskesmas Ravenirara.

Mereka sudah sering kali mengadu nyali di atas lautan demi melayani warga. Apalagi, dalam bulan-bulan penghujung tahun. Cuaca buruk harus tetap mereka hadapi.

Maria bercerita bia dirinya sering mendampingi pasien rujukan ke RSUD Dok II yang berada di Kota Jayapura, baik siang maupun malam hari menumpangi speed boat menempuh perjalanan laut.

"Saya sering mengantar pasien rujuk ke RS Dok II, di awal saya bertugas di Puskesmas Ravenirara itu sering sekali. Paling sering malam hari malahan. Ada banyak macam rujukan yang kita bawa ke RS Dok II, ada yang pasien ibu hamil hingga pasien yang kecelakaan harus kita larikan ke RS."

Halaman
1234
Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved