Sosok
Kisah Melkias Wali, Mengajar Anak Papua di Batas Negara: 'Pemerintah Tolong Perhatikan Nasib Kami'
Pak Guru Melkias Wali konsisten mendedikasikan diri setiap hari untuk mengajar para anak didik di pedalaman Papua, tanpa gaji yang sebanding.
Penulis: Yulianus Magai | Editor: Paul Manahara Tambunan
Tanpa tunjangan atau jaminan pensiun, nasibnya juga tergantung pada kebijakan yang tidak pasti.
"Saya benar benar dibuat bingung, Saya ini dibiayai dari mana, dari yayasan atau dari pemerintah. Walaupun begitu, Tuhan tahu apa yang saya lakukan," katanya.
Melkias Wali tetap bertahan dalam posisi ini.
"Saya tahu ini berat, tapi saya juga tahu saya punya tanggung jawab terhadap anak-anak ini. Mereka adalah harapan dan saya yang harus pupuk harapan itu," ujarnya.
Ada 183 anak didik dibimbing Pak Guru Melki.
Perjalanan hidupnya pun menjadi inspirasi bagi banyak orang, paling tidak bagi warga Distrik Web.
Pesan seorang pahlawan tanpa jasa
Meli Wali melempar senyum saat ditanya soal harapannya kepada pemerintah.
Bersama guru honorer lainnya, Melki berharap mereka diangkat status kepegawaiannya dengan gaji lebih baik.
"Pemerintah seharunya turun kampung untuk pastikan bagaimana jatuh bangun seorang guru," ujarnya.
"Perhatikanlah nasib kami, guru honorer. Kami juga ingin diakui dan dihargai dengan setimpal. Jangan biarkan kami terus mengabdi dalam bayang-bayang ketidakpastian."
Kisah Melkias Wali adalah tentang potret pendidikan di pedalaman Papua.
Mestinya, mereka takboleh diarkan mengabdi bterus di jalan sunyi yang sebra keterbatasan di tengah ketidakpastian.
Lima kali ikuti tes CPNS
Melki mengaku sudah lima kali mengikuti test penerimanan calon pegawai negeri sipil (CPNS), namun nasib belum berpihak kepadanya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.