SOSOK
Sosok Udi, Wisatawan yang Sukses Jadi Perajin Tas dari Kulit Buaya Asal Merauke Papua Selatan
Selain bernilai estetika, tentu produk tersebut juga memiliki nilai sosial, dengan melibatkan para pengrajin lokal dalam proses produksi
Penulis: Yulianus Bwariat | Editor: M Choiruman
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Yulianus Bwariat
TRIBUN-PAPUA.COM, MERAUKE - Semua berawal pada tahun 2001, Udi melakukan perjalanan liburan ke Kabupaten Merauke, Provinsi Papua (sebelum pemekaran). Tak disangka, dari perjalanan itu kehidupan Udi berubah drastis. Dari wisatawan, kini menjadi pengusaha.
Baca juga: Sosok Muhammad Zaqwan Abrizam Said, Perenang Cilik dari Merauke di Kejurnas Panglima TNI
Udi jatuh cinta pada keindahan Papua, kini menjadi bagian dari masyarakat Kabupaten Merauke.
Setelah melalui proses dan beberapa kali pertemuan dengan para pengrajin kulit lokal, membuka peluang Udi untuk menciptakan sebuah kolaborasi yang saling menguntungkan.
Menggunakan nama brand "Matahari Buaya', Udi tidak hanya ingin menciptakan produk-produk fashion yang unik, tetapi juga ingin memberikan kontribusi dalam memajukan ekonomi masyarakat setempat.
Udi seorang lulusan STM bidang teknik mesin, dia membuktikan bahwa bakat dan minat seseorang tidak terbatas pada bidang studi.
Kini, ia telah mengasah kreativitasnya dengan mengolah kulit buaya menjadi karya-karya indah.
Baca juga: Sosok Ribka Haluk di Mata ASN Pemprov Papua Tengah, Frits Boray: Ibu bagi Kami dan Masyarakat
Memiliki dasar ilmu teknisi mesin, ternyata sangat berguna dalam menghasilkan produk-produk kulit dengan kualitas tinggi yang dapat dituangkan dalam setiap detail produk kulit buatannya.
"Dari sinilah lahir ide mengembangkan produk-produk kulit berkualitas tinggi yang tidak hanya bernilai estetika,” kata Udi mengawali pembicaraan dengan Tribun-Papua.com.
Selain bernilai estetika, tentu produk tersebut juga memiliki nilai sosial, dengan melibatkan para pengrajin lokal dalam proses produksi.
Baca juga: Sosok Anggota DPR RI Asal Papua, Ruth Naomi Rumkabu Janji Kawal Aspirasi Perempuan Papua
“Saya berharap dapat meningkatkan pendapatan mereka dan melestarikan warisan budaya Papua," ungkapnya.
Setiap harinya, Udi melakoni pekerjaannya di sebuah tempat yang sederhana di belakang rumahnya, di Jalan Kampung Timur, Kelurahan Karang Indah, Kabupaten Merauke yang saat ini masuk wilayah Provinsi Papua Selatan.
Berkat ketelatenannya, kini Udi mampu memperkerjakan 5 karyawan untuk membantu menjalankan usahanya tersebut.
Tentunya karyawan yang dimiliki semuanya itu telah berpengalaman dalam mengolah kulit buaya menjadi produk-produk berkualitas tinggi.
Baca juga: Sosok Natalius Pigai, Aktivis HAM yang Digadang Prabowo Jadi Menteri: Putra Asli Papua
Untuk memenuhi pesanan dalam jumlah besar, seperti pembuatan tas dan aksesori lainnya, 'Matahari Buaya' juga siap melibatkan tenaga tambahan sesuai kebutuhan produksi.
"Setiap produk Matahari Buaya adalah hasil karya seni yang dibuat dengan penuh dedikasi, mulai dari dompet yang simple hingga tas yang berukuran besar,” papar Udi.
Lebih lanjut dia mengatakan, semua produk tersebut dibuat menggunakan kulit buaya asli yang diolah dengan teknik tradisional.
Baca juga: SOSOK Sjafrie Sjamsoeddin, Eks Jenderal Kopassus Calon Menhan di Kabinet Prabowo-Gibran
Selain itu, pihaknya juga menawarkan produk-produk unik seperti aksesoris seperti dompet handphone dan beragam aksesosri lainnya yang menggunakan bahan kulit buaya.
Dirinya menjelaskan, proses pengolahan kulit buaya tidaklah mudah, memerlukan ketelitian, mulai dari penggaraman hingga pengeringan, agar dapat menghasilkan kulit berkualitas tinggi dan awet.
Udi juga memanfaatkan kanal YouTube sebagai sarana edukasi dan menjalin kerja sama dengan pengusaha kulit lokal, terutama di Papua, untuk memahami tren pasar dan kebutuhan konsumen.
Baca juga: Ini Sosok Pendamping Ruben Magai di Pilkada Dogiyai Pasca-wafatnya Yosep Douw
Pendekatan ini memungkinkan 'Matahari Buaya' menghasilkan produk yang tidak hanya berkualitas, tetapi juga sesuai dengan gaya hidup masyarakat.
Dengan proses pembuatan yang penuh dengan kesabaran dan ketelitian, setiap produk dapat siap dalam waktu 2-14 hari tergantung pada tingkat kompleksitas.
"Harga yang ditawarkan pun sangat beragam, mulai dari Rp 30 ribu sampai Rp 70 ribu untuk gantungan kunci. Sedangkan dompet dan tas berkisaran di Rp 250 ribu hingga lebih dari Rp 20 juta," terang Udi.
Baca juga: Inilah Sosok Gadis Manis Pembawa Baki Sang Saka Merah Putih di Papua Selatan
Mengedepankan kualitas terbaik, menjadikan produk-produk 'Matahari Buaya' sebagai pilihan yang menarik bagi para pecinta kerajinan tangan.
Sejak didirikan pada tahun 2015, 'Matahari Buaya' telah menunjukan keindahan aksesoris kulit buaya asli Merauke ke berbagai penjuru Indonesia, seperti wilayah Kalimantan, Manokwari dan Bali.
Untuk menjaga keamanan barang ,kualitas dan kepuasan pelanggan di luar Papua, sejak Juli 2024, Udi mempercayakan hasil karya-karya itu sejumlah ekspedisi ternama di Tanah Air untuk melakukan pengiriman ke wilayah yang dituju.
Baca juga: Kesan Penjabat Gubernur Papua Tengah terhadap Sosok Ausilius You: Almarhum Pamong Terbaik
Selain itu, ada kerja sama lainnya yang dilakukan, yakni melakukan kolaborasi dengan manghadiahkan produk 'Matahari Buaya' sebagai giveaway di akun sosial media. (*)
Tribun-Papua.com
Sosok
Sosok Udi
wisatawan
Perajin
Kulit Buaya
Merauke
Papua Selatan
Kabupaten Merauke
Provinsi Papua Selatan
Cerita Ketua DPR Papua Pegungan Yos Elopere Pulang Kampung: Mendengar, Menegur, dan Membantu |
![]() |
---|
Jurnalis Tribun Papua Yulianus Magai Terpilih Jadi Finalis Duta Bahasa Setahun Papua 2025 |
![]() |
---|
Pelayan Kecil di Tanah Besar, Cerita Bidan Dian Melayani Masyarakat Pedalaman Papua |
![]() |
---|
Perenang Cilik Asal Merauke Tembus 5 Besar Nasional di Stadion Akuatik GBK |
![]() |
---|
Kisah Meki Nawipa: Hanya dengan Tuhan Yesus, Saya Selesaikan Sekolah Pilot dan Jadi Gubernur |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.