ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

PAPUA

DPR Papua Sebut Penerima Manfaat Otsus Tidak Mengalami Banyak Perubahan Positif

Dalam kesempatan itu, Orgenes menyampaikan kritiknya terhadap pengelolaan dana Otonomi Khusus (Otsus) di Papua yang dinilai belum memberikan

Tribun-Papua.com/Yulianus Magai
Keterangan foto Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Papua, Orgenes Kaway, memberikan pandangannya usai  kegiatan dengar pendapat mengenai Rancangan Undang-Undang (RUU) Perlindungan Masyarakat Adat yang digagas oleh Wakil Ketua Komite I DPD RI, Carel Simon Petrus Suebu, SE, bersama tokoh adat se-Kabupaten Jayapura. Acara tersebut digelar di Kampung Sereh, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, pada Jumat (27/12/2024). 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Yulianus Magai 

TRIBUN-PAPUA-JAYAPURA – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Papua, Orgenes Kaway, memberikan pandangannya dalam kegiatan dengar pendapat mengenai Rancangan Undang-Undang (RUU) Perlindungan Masyarakat Adat yang digagas oleh Wakil Ketua Komite I DPD RI, Carel Simon Petrus Suebu, SE, bersama tokoh adat se-Kabupaten Jayapura. Acara tersebut digelar di Kampung Sereh, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, pada Jumat (27/12/2024). 

Dalam kesempatan itu, Orgenes menyampaikan kritiknya terhadap pengelolaan dana Otonomi Khusus (Otsus) di Papua yang dinilai belum memberikan dampak signifikan bagi kesejahteraan masyarakat adat. 

Baca juga: Tiga Tahun Vakum, IPMPKDPT Jayapura Kini Meiliki Pengurus Baru 

"Kita tahu dana Otsus ada di sini, tapi hasilnya? Saya berani katakan bahwa Otonomi Khusus gagal karena rakyat sebagai penerima manfaat, hidupnya tetap biasa-biasa saja. Ini menjadi tanda tanya besar. Apakah pemerintah pusat yang salah, atau pengelolaan anggaran di provinsi yang kurang tepat?" tegas Orgenes. 

Menurutnya, kepala-kepala dinas atau Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Papua, yang kebanyakan orang asli Papua, seharusnya lebih bertanggung jawab dalam menggunakan dana tersebut untuk membangun Papua. Namun, hingga kini masyarakat masih mengeluhkan minimnya hasil pembangunan. 

Baca juga: Freeport Indonesia Hadirkan Seniman Kamoro Meriahkan Festival  Noken Papua 2024 di Jakarta

"Dana Otsus itu khusus untuk masyarakat. Kalau pemerintah ingin membuktikan kerja-kerja mereka di lapangan, ayo kita bersama-sama awasi. Kami di DPR sebenarnya tidak mengelola dana tersebut. Tugas kami adalah melakukan pengawasan, terutama di sektor ekonomi kerakyatan," tambahnya. 

Orgenes juga menyoroti pentingnya memilih pemimpin yang dapat dipercaya dan melayani dengan hati. Ia berharap gubernur yang baru terpilih mampu melakukan perombakan sistem untuk memastikan dana Otsus benar-benar bermanfaat bagi masyarakat Papua. 

"Ke depan, dengan adanya provinsi-provinsi baru, kita harus memastikan bahwa dana Otsus digunakan dengan jelas dan tepat sasaran. Pemimpin yang terpilih harus memiliki komitmen kuat untuk melayani rakyat dan membangun Papua dengan sungguh-sungguh," ujar Orgenes.

Baca juga: Pemerintah Nabire Minta Masyarakat Stop Buang Sampah ke Sungai 


Ia juga mengkritisi alokasi dana Otsus yang sebagian besar terserap untuk belanja pegawai, sehingga dana yang tersisa untuk pembangunan sangat terbatas. 

"Provinsi Papua saat ini menerima sekitar Rp3 triliun, dari total dana Otsus yang sebelumnya mencapai Rp14-16 triliun. Dari jumlah itu, hampir Rp1 triliun habis untuk belanja pegawai. Sisanya, untuk pembangunan apa? Ini perlu evaluasi serius," ungkapnya. 

Orgenes menekankan pentingnya kerja sama antara legislatif dan eksekutif untuk memastikan kebijakan politik yang diambil benar-benar dirasakan oleh masyarakat.

Baca juga: Mathius Awoitauw Apresiasi DPD RI Bahas UU Perlindungan Masyarakat Adat Jayapura

"Kebijakan politik harus dilaksanakan sesuai dengan perencanaan untuk rakyat. Saya berharap gubernur yang baru, dengan pengalaman memimpin sebagai wali kota dua periode, dapat membawa perubahan nyata bagi masyarakat Papua," harapnya.

Dengan adanya pembagian daerah otonomi baru dan perjuangan panjang untuk mengelola dana secara efektif, Orgenes mengingatkan bahwa politik sejatinya adalah tentang kesejahteraan rakyat. 

"Kalau rakyat tidak sejahtera, maka ada yang salah. Semua program harus berdampak langsung bagi masyarakat, dan ini menjadi tanggung jawab kita semua," pungkasnya.(*)

Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved