PAPUA
KNPB Pusat Sebut Pernyataan Kapolres Tambrauw Meresahkan Warga Sipil
"Pelakunya sangat jelas bahwa mereka adalah TPNPB-OPM KODAP XXXIII-Tambrauw di wilayah tersebut, bukan
Penulis: Amatus Hubby | Editor: Marius Frisson Yewun
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Amatus Huby
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Pusat menanggapi pernyataan Kapolres Tambrauw, AKBP Aries Dwi Cahyantho yang mengatakan bahwa pihaknya langsung mengambil langkah antisipasi dengan meningkatkan pengamanan di wilayah Bamusbama-Tambrauw, Papua Barat pasca pembacokan dua warga sipil, meresahkan warga.
Menangganpi pernyataan itu, Ketua I KNPB Pusat, Warpo Wetipo mengatakan pengamanan yang dilakukan polisi adalah hal wajar, tetapi mereka terkadang lupa tugas pokok sebagai pelayan, pengayom dan pelindung masyarakat.
Baca juga: Refleksi Sepuluh Tahun Tragedi AirAsia QZ8501 di Selat Karimata, Luka Mendalam di Langit Nusantara
Sehingga dalam operasi yang hendak dilakukan polisi atau personel gabungan, mereka harus mengedepankan pendekatan humanis dan profesionalisme, atau tidak bekerja dengan perintah emosi berlebihan.
"Kami punya kesan buruk atas kinerja aparat yang selalu melakukan tindakan kekerasan, perampasan dan intimidasi serta salah tangkap terhadap masyarakat sipil. Kali ini, dalam operasinya tidak melakukan hal-hal serupa terhadap masyarakat sipil yang tidak tahu-menahu,"kata Warpo Wetipo di Jayapura, (27/12/2024) malam.
Lanjut dikatakan, kedua korban pembacokan yakni Mulyadi (44) dan Joni Indra Irawan (38), saat ini dalam perawatan intensif di rumah sakit.
Baca juga: Hadiri Rakor Evaluasi Pilkada 2024, Kepala Kesbangpol dan Ketua KPU Papua Barat Daya Ungkap Hal Ini
"Maka aparat gabungan TNI/POLRI harus fokus kejar pelaku TPNPB-OPM di hutan. Bukan melakukan penyisiran membabi-buta terhadap rumah-rumah warga atau merusak kebun-kebun dan menembaki ternak dan segala macam,"jelasnya.
Dia juga mengingatkan aparat gabungan TNI/Polri di Kampung Bamusbame, tidak menggunakan aset umum seperti gedung sekolah, gedung gereja, rumah sakit, rumah warga dan lain-lain sebagai pos-pos militer, karena akan berdampak buruk terhadap warga sipil.
KNPB sangat prihatin terhadap insiden pembacokan dua warga sipil, yang oleh TPNPB-OPM dicurigai sebagai agen mata-mata atau inteligen
Baca juga: Satgas Yonif 512/QY Menunjukkan Nilai Toleransi Saat Doa Bersama Masyarakat Keerom
"Pelakunya sangat jelas bahwa mereka adalah TPNPB-OPM KODAP XXXIII-Tambrauw di wilayah tersebut, bukan OTK yang notabenenya adalah warga sipil, yang kebanyakan petani, nelayan, peramu,"pungkasnya.(*)
Konflik Tak Berujung, Papua Masih Dibelenggu Kekerasan dan Kemiskinan |
![]() |
---|
Papua Alokasikan Rp117 Miliar Untuk Biayai Mahasiswanya di Luar Negeri |
![]() |
---|
Seleksi DPR Papua Jalur Adat Ditentukan Besaran Sogok, FPKP Desak Gubernur Batalkan Hasil |
![]() |
---|
Constant Karma Sampaikan Terima Kasih Kepada PDI Perjuangan dan Masyarakat |
![]() |
---|
Aktivis Perempuan Sebut Program MBG Bukan Kebutuhan Prioritas di Tanah Papua |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.