ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Info Jayapura

Jeritan Sopir Angkot di Kota Jayapura: Penumpang Beralih ke Taksi Online, Tarif Tak Sesuai Ketentuan

La Ode menilai faktor utama penurunan jumlah penumpang adalah keberadaan taksi daring (online).

Penulis: Yulianus Magai | Editor: Lidya Salmah
Tribun-Papua.com/ Yulianus Magai
KELUHAN TAKSI KONVENSIONAL- Ketua Koordinator Abe-Waena Terminal Tipe B Kota Jayapura, La Ode Hiasi, saat memberikan keterangan kepada Tribun-Papua.com,Senin (3/2/2025). Foto: Tribun-Papua/Yulianus Magai 

Laporan Wartawan Tribun Papua, Yulianus Magai

JAYAPURA, TRIBUN PAPUA –Ketua Koordinator Abe Waena Terminal Tipe B Kota Jayapura, La Ode Hiasi, mengungkapkan penurunan signifikan jumlah penumpang taksi angkutan kota atau angkot di terminal sejak awal tahun 2025.

Menurutnya, kondisi ini sangat berbeda dibandingkan tahun sebelumnya.

"Penumpang dari Expo Perumnas III, Expo Abe, dan Pasar Youtefa memang mengalami penurunan. Hal serupa juga kami rasakan di rute dari Kota Jayapura menuju Kabupaten Jayapura," ujar La Ode Hiasi kepada Tribun-Papua.com di Jayapura, Papua Senin (3/2/2025).

Baca juga: Cerita Sopir Taksi Online Lawan Perampok yang Nyamar Jadi Penumpang, Duel hingga Dapat 27 Jahitan

La Ode menilai faktor utama penurunan jumlah penumpang adalah keberadaan taksi daring (online).

Menurutnya lagi, persaingan dengan taksi online tidak sehat lantaran tarif yang lebih murah dan kenyamanan mobil ber-AC.

"Tarif taksi online lebih murah dan mobilnya juga ber-AC, sehingga masyarakat lebih memilih menggunakan layanan online. Dampaknya, kami kesulitan mencari penumpang," keluhnya.

Baca juga: Driver Taksi Online Bantu Persalinan Ibu Hamil di Mobilnya, Kepala Bayi Sudah Keluar saat di Jalan

Dalam mengelola antrean, La Ode menjelaskan bahwa sopir taksi harus mengantri sesuai jadwal yang sudah ditetapkan.

"Kami mencatat antrean berdasarkan waktu, dan sopir yang sudah waktunya akan dipanggil untuk antre di depan," katanya.

Ia menambahkan, saat ini taksi hanya bisa mengantar penumpang satu hingga dua kali sehari.

Sebelumnya, sebelum ada taksi online, mereka bisa mengantar tiga hingga empat kali sehari.

"Sekarang hanya 1 kali, paling banyak 2 kali itu pun sampai malam hari, sebelum ada taksi online bisa sampai 3 kali," katanya.

Baca juga: Sopir Taksi Online Jadi Korban Begal, Korban Dibuang setelah Dilukai hingga Ditolong Driver Ojol

Meski demikian, La Ode mengapresiasi pemerintah yang telah memperhatikan pembangunan fasilitas di terminal, seperti kamar mandi, ketersediaan air, dan penerangan lampu.

"Namun, kami sudah melakukan empat kali aksi tanpa ada respons memadai. Sampai saat ini, belum ada titik temu antara kami, taksi konvensional, dan layanan taksi online," tambahnya.

La Ode membeberkan, pihaknya sudah melaporkan aduan ini kepada Lembaga Bantuan Hukum (LBH), dan LBH telah mengirimkan surat laporan tersebut kepada Komnas HAM Perwakilan Papua.

Halaman
12
Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved