Stunting Papua
Gubernur Buka Kick Off "Mandiri Sahabat Desa" Dukung Pencegahan Stunting yang Masih Tinggi di Papua
“Kalau sekarang anak mengalami stunting, maka 20 tahun ke depan saat ia memasuki usia produktif, justru menjadi beban negara karena gagal tumbuh. Ini
Penulis: Yulianus Magai | Editor: Marius Frisson Yewun
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Yulianus Magai
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Penjabat Gubernur Papua, Ramses O. R. Limbong secara resmi membuka kegiatan Kick Off Mandiri Sahabat Desa yang mendukung program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting), berlangsung di Gedung Pramuka Cabang Keerom, Distrik Arso pada Kamis (22/5/2025).
Ramses Limbong dalam sambutan menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak dalam menurunkan angka stunting, yang saat ini masih menjadi persoalan serius di Provinsi Papua. Ia menyampaikan bahwa stunting bukan hanya persoalan kesehatan, tetapi juga menyangkut masa depan bangsa.
Baca juga: Aksi Mahasiswa di Gapura Uncen Jayapura Disebut Tidak Mengantongi Izin Kepolisian, Kericuhan Meletus
“Kalau sekarang anak mengalami stunting, maka 20 tahun ke depan saat ia memasuki usia produktif, justru menjadi beban negara karena gagal tumbuh. Ini tantangan kita bersama,” ujarnya.
Berdasarkan data BKKBN, angka stunting di Papua mencapai 24,9 persen, jauh di atas standar nasional sebesar 14 persen. Kabupaten Mamberamo menjadi wilayah dengan angka tertinggi, hampir mencapai 40 persen, disusul Kabupaten Keerom 30 persen.
Baca juga: Pemkab Sarmi Resmi Menggunakan Absensi Digital Berbasis Mobile
Menurutnya, meskipun berbagai program telah digulirkan, yang dibutuhkan adalah langkah-langkah mendasar yang menyasar langsung akar permasalahan. Ramses mengapresiasi inisiatif PT Bank Mandiri bersama BKKBN dalam mendorong gerakan cegah stunting melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat desa.
Pj. Gubernur juga menyoroti pentingnya peran keluarga dan kesiapan menikah sebagai upaya preventif.
Baca juga: PT. PAL Anak Usaha TSE Group Sukses Gelar Pelatihan Guna Meningkatkan Komptensi Kerja OAP
“Kita harus mulai dari hulu, yaitu dari perencanaan keluarga dan usia ideal pernikahan. Pemerintah daerah harus mendorong edukasi ini melalui perangkat-perangkatnya,” tegasnya.
Ia mencontohkan bahwa kerja sama yang baik antar beberapa pihak telah membuahkan hasil nyata. Salah satunya adalah distribusi 9.000 dus susu dari SGM yang disalurkan tanpa biaya sebagai bentuk sinergi dan kepedulian sosial.
Baca juga: Kapolresta Jayapura Kota Sebut Pemicu Ricuh di Uncen Papua Akibat Massa Lumpuhkan Aktivitas Kampus
“Kita tidak perlu berpikir tentang apa yang akan kita dapat, tetapi mari kita mulai dengan tindakan kecil di lingkungan sekitar kita. Itulah tanggung jawab moral dan amanah kita,” ucapnya.
Mengakhiri sambutannya, ia menyampaikan optimisme bahwa Keerom memiliki potensi besar untuk menjadi daerah unggulan dalam produktivitas. Ia mendorong adanya pengembangan sektor peternakan dan perikanan, termasuk pembangunan pabrik pakan ternak di daerah tersebut.
Baca juga: 4 Polisi Luka Parah Saat Mahasiswa Jayapura Demonstrasi Tolak Kenaikan UKT
“Kalau semua potensi ini bisa kita integrasikan, Keerom lima tahun ke depan bisa jadi lumbung pangan dan daerah yang produktif,” pungkasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.