ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

kamtibmas jayawijaya

Masyarakat Sulit Beraktivitas, Bupati dan DPRD Didesak Bersuara Atas Operasi Militer di Wamena

Apakah karena latar belakang militer, anda memilih pendekatan kekuasaan bersenjata, bukan pendekatan kemanusiaan?” tanya Erwin secara retoris dalam su

Tribun-Papua.com/Noel Iman Untung Wenda
KOTA WAMENA: Tampak suasana Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan dari ketinggian, foto diambil belum lama ini. 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Noel Iman Untung Wenda

TRIBUN-PAPUA.COM,WAMENA – Keprihatinan mendalam disampaikan oleh seorang aktivis muda Papua Pegunungan, Erwin Kuan, atas situasi operasi militer dan penyisiran aparat keamanan yang terjadi di Kabupaten Jayawijaya dalam beberapa hari terakhir. 

Melalui surat terbuka yang ditujukan kepada bupati, DPRK, dan anggota MRP perwakilan Papua Pegunungan, Erwin melontarkan kritik tajam atas sikap diam para pemimpin daerah.

Baca juga: Pesan PTFI saat Penutupan Expo Exhibition 2025: Kolaborasi Hentikan Polusi Sampah Plastik

“Masyarakat sipil hidup dalam ketegangan akibat tindakan penyisiran, baik di rumah-rumah maupun di jalan-jalan. Tetapi ironisnya, tidak satu pun dari para pemimpin yang bersuara untuk membela rakyat,” tulis Erwin dalam surat terbukanya kepada Tribun-papua.com, Sabtu, (14/06/2025).

Erwin menilai dalam situasi yang penuh tekanan dan ketakutan seperti ini, rakyat membutuhkan perlindungan dan keberpihakan moral dari pemerintah daerah, khususnya dari pemimpin yang dipilih langsung oleh rakyat Jayawijaya.

Baca juga: Kepala Daerah, DPR dan MRP Papua Pegunungan Dinilai Bungkam Soal Kamtibmas Jayawijaya

Ia mempertanyakan posisi Bupati Jayawijaya yang dinilai tidak menunjukkan sikap tegas atas situasi darurat kemanusiaan ini. 

Bahkan, latar belakang militer sang bupati disebut sebagai alasan yang memicu keraguan publik terhadap pendekatan yang dipilih pemerintah daerah.

Baca juga: SSB Papua United dan Putra Yaebhu Nendali Raih Juara di Freeport Grassroots Tournament 2025

“Apakah karena latar belakang militer, anda memilih pendekatan kekuasaan bersenjata, bukan pendekatan kemanusiaan?” tanya Erwin secara retoris dalam suratnya.

Lebih jauh, ia mengingatkan bahwa diamnya para pemimpin bukan hanya bentuk kelalaian, tetapi bisa disebut sebagai pengkhianatan terhadap amanah rakyat.

Baca juga: Venue Aeromodeling Bekas PON XX Papua di Mimika Tidak Terawat

Surat terbuka tersebut juga mengandung seruan keras agar bupati, DPRD, dan MRP segera menyatakan sikap terbuka dan membela rakyat yang menurutnya saat ini tengah mengalami tekanan psikologis dan ketidakamanan dalam kehidupan sehari-hari.

“Jangan sampai sejarah mencatat bahwa ketika rakyat menjerit, para pemimpinnya memilih bungkam,” pungkas Erwin.

Baca juga: BPK Papua Tengah Temukan Kehilangan Anggaran di RSUD Nabire, Bupati Mesak Magai: Kejar dan Tangkap

Situasi di Kabupaten Jayawijaya sendiri dalam beberapa waktu terakhir disebut mengalami peningkatan aktivitas aparat keamanan, usai adanya ancaman Anggota TPN-PB, beberapa waktu lalu.

Suasana kota Wamena pada siang hari warga beraktivitas secara normal namun ketika memasuki jam 07.00 ke atas aktivitas warga sudah sepi di pusat kota maupun di pinggiran kota. (*)

Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved