Artinya secara tradisional tidak ada Misa dan tidak ada perayaan Ekaristis pada Jumat Agung.
Liturgi dan komuni masih dijalankan.
Biasanya Gereja dalam keadaan hening, bahkan lonceng Gereja tidak boleh dibunyikan.
Suasana khusyuk tersebut dilakukan untuk meresapi peristiwa sengsara Tuhan Tesus dan dipertahankan hingga Malam Paskah. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Makna Perayaan Jumat Agung