ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Prihatin Ketimpangan Pendidikan di Papua, Mendikbud Sebut kondisi Pelajar seperti di Tahun 60-an

Muhadjir mengungkapkan, kondisi pelajar di Papua seperti pelajar di tahun 60-an karena banyak dari mereka tidak menggunakan sepatu dan terlihat kumuh.

Editor: Sigit Ariyanto
(KOMPAS.com/DHIAS SUWANDI)
Mendikbud Muhadjir Effendy menyapa para pelajar di SD Impres Keneyam, Kabupaten Nduga, Papua, Selasa (15/10/2019) 

Laporan wartawan tribunnews.com, Lusius Genik

TRIBUNPAPUA.COM, JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy berharap penggantinya kelak memiliki komitmen menuntaskan persoalan pendidikan di Papua.

Dalam konferensi pers yang digelar di gedung A Mendikbud, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (17/10/2019), Muhadjir Effendy mengatakan dirinya sangat penasaran dengan kasus pendidikan di Papua yang tidak pernah tuntas.

"Karena itu saya sering membuat statement yang agak intens. Ini hanya sebagai warning agar nanti pengganti saya juga tetap punya komitmen menuntaskan persoalan Pendidikan di sana," kata Muhadjir.

Dia menilai kondisi pendidikan di Wamena dan Nduga sangat timpang jika dibandingkan dengan di Ibu Kota.

"Ketimpangan pendidikan sangat jauh. Terus terang bertemu anak-anak di sana itu ingin menangis," ujarnya.

Muhadjir mengungkapkan, kondisi pelajar di Papua seperti pelajar di tahun 60-an karena banyak dari mereka tidak menggunakan sepatu dan terlihat kumuh.

 Pastikan Proses Belajar di Wamena Telah Kembali Normal, Mendikbud: Insyaallah Sudah Aman

"Kalau saya ngomong begini jangan kemudian dianggap menghina orang Papua, saya membicarakan fakta kondisi siswa di sana. Sementara di sini anak-anak kita main hp," tutur Muhadjir.

"Kita tidak boleh membiarkan mereka tertinggal jauh dari kita," tambah dia.

Dia menambahkan, pengembangan pendidikan di Papua semestinya dikejar dan dipercepat agar tidak tertinggal.

"Karena di sini, di luar Papua, sedang melakukan akselerasi pendidikan. Kalau tidak kita urus sungguh-sungguh, mereka semakin jauh tertinggal," ujarnya.

"Kita jangan ngomong bahwa kita saudara, mereka sama-sama Indonesia, tapi kenyataan di lapangan seperti ini," ujar Muhadjir.

 Jamin Keamanan Para Guru di Wamena, Mendikbud Minta Mereka Kembali Bekerja Sebaik-baiknya

Kata-kata perpisahan Muhadjir

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy secara formal mengucapkan salam perpisahan kepada segenap jajarannya sebelum masa kepemimpinannya berakhir.

Hal ini disampaikannya saat berbicara di gedung A Mendikbud, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (17/10/2019).

"Terima kasih atas kerja samanya selama tiga tahun lebih sedikit sebagai Mendikbud. Kerjasama kita sangat baik, kompak, saling mengisi. Mudah mudahan ini akan terus berlanjut ke depan," kata Muhadjir.

Dalam kesempatan tersebut Muhadjir pun memberikan apresiasinya kepada rekan di Kemendikbud terkait hasil survey yang memberikan penilaian kinerja pendidikan.

 Temui Para Guru di Wamena, Mendikbud: Sudah Ada Jaminan Keamanan dari Kapolres, Dandim dan Bupati

"Saya terima kasih karena dengan hasil-hasil survey yang saya kira sudah kita baca, menunjukan kinerja pendidikan kalau dibilang sangat baik juga tidak tapi tidak jelek," ujarnya.

"Kalau tidak salah ada yang memberi masukan ada 4 kinerja kementerian yang tertinggi," lanjut Muhadjir.

Dia mengatakan, apa yang telah dikerjakan Kemendikbud di bawah kepemimpinannya memang belum optimal.

"Intinya memang belum optimal apa yang saya lakukan dan teman-teman di semua kerabat kerja di Kemendikbud, tetapi paling tidak kita sudah berusaha bekerja secara maksimal," kata Muhadjir.

Di akhir pembicaraan, Muhadjir berharap agar apa yang telah dikerjakan Kemendikbud di bawah kepemimpinnya bisa membawa hikmah bagi perkembangan bangsa.

"Mudah mudahan pertemuan kita ini, apa yang telah kita kerjakan, bisa membawa hikmah ke depan untuk kemajuan Indonesia. Terima kasih," kata Muhadjir.

 Ada Ketimpangan Pendidikan di Wamena dan Nduga Dibandingkan Daerah Lain, Mendikbud: Sangat Kelihatan

Patut dipertimbangkan istana

Kursi menteri di kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin ramai diperbincangkan.

Jelang berakhirnya masa jabatan Jokowi-Jusuf Kalla, beragam prediksi muncul soal siapa-siapa saja menteri yang bertahan hingga siapa bakal calon menteri baru.

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafii merasa posisi ‎Muhadjir Effendy sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan patut dipertimbangkan.

Ini diawali dari Buya Syafii yang memberikan sambutan saat acara ‎peluncuran buku Pengayaan Pengawas Sekolah, di Kemendikbud, Jakarta Selatan, Rabu (9/10/2019).

 Mendikbud Perintahkan Sekolah Jemput Bola untuk Cari Murid di Pengungsian Wamena: Jangan Ditunggu

"‎Pidato Pak Menteri (Muhadjir) tadi rasa-rasanya dia mengerti soal pendidikan. Bukan hanya teknologi tapi paham dalamnya pendidikan. Cari orang yang benar-benar paham pendidikan untuk jadi menteri," tutur Buya Safii merespon pidato dari Muhadjir.

Mendengar itu, para peserta peluncuran buku langsung tertawa dan tepuk tangan. Buya Safii juga tidak ragu melempar senyum dari atas podium.

"Saya tidak tahu, mudah-mudahan yang berwenang, yang punya kuasa mempertimbangkan. Saya tidak tunjuk Pak Muhadjir. Intinya posisi menteri pendidikan jangan diturunkan jadi teknis nanti kacau balau. ‎Harus yang paham afektif dan karakter," tuturnya.

Ditemui usai acara, pendiri Maarif Institute itu mengamini pidatonya tadi menyinggung soal Muhadjir yang layak kembali dipertimbangkan di periode kedua Jokowi.

"Patut dipertimbangkan oleh istana. Mudah-mudahan dipertimbangkan," tegasnya.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Muhadjir Effendy Berharap Penggantinya di Kemendikbud Bisa Tuntaskan Persoalan Pendidikan di Papua

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved