ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Pemekaran Papua

Soal Pemekaran Papua, Mahfud MD: Jangan Sampai Memunculkan Kecemburuan Daerah Lain

Menko Polhukam Mahfud MD menyadari pada periode pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo berlangsung moratorium pemekaran daerah.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Mahfud MD tiba di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (21/10/2019). Menurut rencana, presiden Joko Widodo akan memperkenalkan jajaran kabinet barunya kepada publik hari ini usai dilantik Minggu (20/10/2019) kemarin untuk masa jabatan periode 2019-2024 bersama Wakil Presiden Ma'ruf Amin. 

TRIBUNPAPUA.COM - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyadari pada periode pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo berlangsung moratorium pemekaran daerah.

Moratorium diberlakukan lantaran sebelumnya banyak pemekaran daerah namun malah tak menyejahterakan masyarakatnya.

Ketua DPR Papua Kritik Kunjungan Jokowi, Wamen PUPR: Jangan Banyak Negative Thinking

Selain itu, APBD daerah otonom pemekaran baru justru membebani APBN lantaran anggaran daerahnya terus-terusan disokong pemerintah pusat.

Namun, Mahfud menilai pemekaran untuk pegunungan tengah di Papua justru bakal membawa dampak positif.

"Begini, secara umum ada moratorium tapi untuk Papua itu baik secara politis, secara ekonomis, administratif, dan memang diperlukan pemekaran," ujar Mahfud di Gedung Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis (31/10/2019).

Soal Pemekaran Papua, Mendagri Tito Karnavian: Kita Kan Dasarnya Data Intelejen

Ia mengaku telah membahas wacana pemekaran tersebut dengan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.

Mahfud mengatakan yang terpenting dalam mengeksekusi pemekaran tersebut ialah jangan sampai memunculkan kecemburuan dari daerah lain.

"Saya sudah bicara dengan Mendagri. Pemekaran akan dilakukan tapi tentu dicari jalan-jalan proseduralnya agar tidak terjadi apa yang disebut kecemburuan. Kalau Papua itu kan memang nampaknya alternatifnya dimekarkan," lanjut Mahfud.

Soal Pemekaran Provinsi di Papua, Mendagri: Utamanya untuk Pecepatan Pembangunan

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo akan menindaklanjuti usulan pemekaran wilayah di Pegunungan Tengah, Provinsi Papua.

Hal tersebut disampaikan Presiden saat berdialog dengan perwakilan tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh adat Papua di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Senin (28/10/2019).

Dalam dialog tersebut, Kepala Negara menyatakan pemekaran wilayah di seluruh Indonesia sedang dalam moratorium atau penangguhan.

Menguatnya Rencana Pemerintah untuk Pemekaran Tanah Papua

Hal tersebut disebabkan banyaknya usulan pemekaran, baik dari provinsi maupun kabupaten atau kota.

"Sebetulnya saya ngomong apa adanya, sebetulnya kita kan sudah sampaikan sejak awal kita sudah moratorium tidak ada pemekaran di seluruh Indonesia," kata Jokowi dalam siaran pers resmi Istana.

"Karena apa? Karena ada 183 pemekaran baik provinsi, kabupaten, maupun kota yang diusulkan kepada saya. Begitu dibuka satu, yang lain pasti ngantre di depan kantor saya setiap hari," kata Presiden.

Pastikan Papua Selatan Siap Jadi Provinsi Baru, Mendagri: Sudah Oke

Meski demikian, Jokowi mengatakan khusus untuk wilayah Pegunungan Tengah, Papua, usulan pemekaran wilayah akan ia tindak lanjuti. Presiden menyebut, hal tersebut akan menjadi pekerjaan rumah baginya setelah pulang dari Papua.

"Tapi khusus untuk Pegunungan Tengah, jangan tepuk tangan dulu, akan saya tindak lanjuti," sambung dia disambut tepuk tangan para hadirin.

(Kompas.com/Rakhmat Nur Hakim)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Mahfud MD: Pemekaran Daerah di Papua Baik Secara Politik dan Ekonomi

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved