Fadli Zon Sebut Stafsus Jokowi Pajangan: Harusnya Ali Mochtar Ngabalin, Sudah Mati-matian Berjuang
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon mengatakan bahwa tak ada hebatnya posisi staf khusus presiden maupun wakil presiden.
Penulis: Roifah Dzatu Azmah | Editor: mohamad yoenus
TRIBUNPAPUA.COM - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon mengatakan bahwa tak ada hebatnya posisi staf khusus presiden maupun wakil presiden.
Diketahui Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Maruf Amin telah menunjuk 7 Staf Khusus Presiden dan 8 staf khusus Wakil presiden.
• Refly Harun Analisiskan Bahayanya Ada Staf Khusus Presiden dan Wapres: Wah Ini Tambah Kacau Lagi
Dalam acara yang dihadiri juga oleh Mantan Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin ini Fadli Zon mengungkapkan pendapatnya, dikuti TribunPapua.com dari Dua Sisi TvOne, Jumat (29/11/2019).
Mulanya ia berujar jika staf khusus yang telah ditunjuk Jokowi dianggapnya hanya sebagai pajangan.
"Tetapi ketika orang muda itu digadang-gadang dan dipajang seperti itu, itu posisi yang bukan menentukan juga. Apa hebatnya?," ujar Fadli Zon.
Bahkan ia menyebut penunjukan staf khusus yang didominan anak muda tersebut hanya gimick semata.
"Secara reflek saya katakan ini hanya gimick saja, pencitraan."
Menurutnya, jika memang Jokowi serius ingin memberikan posisi strategis kepada generasi muda, bukan dengan posisi tersebut.
"Kalau mau berikan posisi yang serius. Saya umur 26 tahunmenjadi anggota MPR, saya ikut menjadi asisten badan pekerja kok, saya ikut bikin GBHN (Garis-garis Besar Haluan Negara) tahun 1997," paparnya.
"Maksud saya tidak ada yang luar biasa, anak muda itu harus hebat."
• Stafsus Jokowi Tanggapi soal Polemik Gaji dan Sebut Urusan Dapur Selesai: Tak Pernah Ada Pertanyaan
"Jadi jangan sampai kemudian dianggap bahwa seolah-olah kita meng-underestimate anak muda. Banyak anak muda yang saya kira hebat-hebat," jelas Fadli Zon.
Dijelaskannya, bahwa posisi pembantu presiden telah banyak.
"Tetapi ketika ini dipakai dalam sistem seperti ini, karena pembantu presiden kan banyak, di luar menteri ya, tetapi yang langsung terkait tadi disebut pembisik gitu ya, ada staf khusus, ada kesekretariatan negara, kabinet, ada KSP," katanya.
Ia pun berpendapat seharusnya sosok yang dijadikan staf khusus yakni Ali Ngabalin lantaran telah banyak berjuang.
"Di KSP ini ada lagi, ada saudara Ali Mochtar, nah harusnya Ali Mochtar ini jadi staf khusus ya. Sudah berjuang mati-matian ibaratnya ya," ujarnya membuat Ali Ngabalin tertawa.
"Ini malah tidak kejadian, atau belum."
Sehingga menurutnya, jika memang harus menunjuk stafsus, Fadli Zon mengatakan sebaiknya Jokowi memilih sosok yang berpengalaman.
"Jadi maksud saya harus orang-orang yang mempunyai whisdom, pengalaman, dan sebagainya."
"Atau kalau tidak mau mengedepankan pencitraan ini, bikin posisi yang menentukan," pungkasnya.
Lihat videonya dari menit ke 4.32:
Refly Harus sebut Ada Kekacauan
Pakar hukum tata negara Refly Harun memberikan analisanya terkait keberadaan staf khusus presiden dan wakil presiden yang kini telah resmi ditunjuk Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Diketahui, selain ada 7 staf khusus presiden, Jokowi telah menunjuk 8 staf khusus (stafsus) untuk wakilnya, Maruf Amin.
Refly Harun pun menuturkan penunjukan tersebut membuat runyam menajemen pemerintahan untuk ring 1, dikutip TribunPapua.com dari saluran YouTube TV One, Jumat (29/11/2019).
• Dua Tugas Jokowi untuk Ketujuh Stafsus Milenial Presiden, Apa Saja?
Mulanya Refly menuturkan bukan permasalah umur atau mileniel stafsus yang dipersoalkan.
"Saya hadir di sini bukan untuk keberatan dengan stafsus milenial, bukan itu yang saya persoalkan," ujar Refly Harun.
"Yang saya persoalkan, manajemen pemerintahan. Jadi bukan tua muda. Tapi mengelola pemerintahan di ring 1," paparnya.
Bahkan ia menyebut setelah stafsus presiden, penunjukan stafsus wapres akan menambah kekacauan.
Refly mengatakan hal ini karena koordinasi antara presiden dan wakil presiden akan lebih runyam.
"Bahkan sekarang ini ada staf khusus wakil presiden. Wah ini tambah kacau lagi. Kenapa? Karena dalam sistempresidensil, presiden dan wakil presiden itu adalah satu tubuh satu jiwa," ungkap Refly.
"Jadi tidak boleh ada opini yang berbeda."
• Arief Puyuono Kritik Respons Stafsus soal Grasi Jokowi untuk Annas Maamun: Ini Jubir Model Apaan?
"Coba bayangkan misalnya, terhadap satu masalah tiba-tiba muncul staf khusus wakil presiden ngomong A, staf khusus wakil presiden ngomong B, karena belum ada koordinasi," jelasnya.
"Padahal, hal seperti itu tidak boleh terjadi."
Ia lantas bercerita pernah diundang di kesekretariatan wakil presiden dan mengajukan pertanyaan.
"Padahal saya pernah diundang kesekretariatan wakil presiden. Apakah itu butuh kesekretariatan sendiri? Enggak, karena harusnya itu menyatu dengan presidennya," katanya.
"Sehingga gerak langkah presiden dan wakil presidennya itu sekali seirama termasuk stafnya," kata Refly menutup statementnya.
Lihat videonya dari menit ke 4.42:
Dikutip dari Kompas.com, berikut staf khusus presiden dan wakil presiden:
Staf Khusus Presiden
Ketujuh Staf Khusus Presiden tersebut adalah:
1. Putri Indahsari Tanjung - (CEO dan Founder Creativepreneur)
2. Adamas Belva Syah Devara - (Pendiri Ruang Guru)
3. Ayu Kartika Dewi - (Perumus Gerakan Sabang Merauke)
4. Angkie Yudistia - (Pendiri Thisable Enterprise, kader PKPI, difabel tuna rungu)
5. Gracia Billy Yosaphat Membrasar - (CEO Kitong Bisa, peraih beasiswa kuliah di Oxford)
6. Aminuddin Ma'ruf - (Mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia PMII)
7. Andri Taufan Garuda Putra (Pendiri Lembaga Keuangan Amartha)
• Stafsus Jokowi Tanggapi soal Polemik Gaji dan Sebut Urusan Dapur Selesai: Tak Pernah Ada Pertanyaan
Staf Khusus Wakil Presiden:
1. Mohamad Nasir, mantan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi sebagai Staf Khusus Wapres bidang Reformasi Birokrasi
2. Satya Arinanto, staf khusus sejak era Wapres Jusuf Kalla yang akan membidangi masalah hukum
3. Sukriansyah S Latief, mantan staf khusus Kementerian Pertanian sebagai Staf Khusus Wapres bidang Infrastruktur dan Investasi
4. Lukmanul Hakim, Direktur LPPOM Majelis Ulama Indonesia (MUI), sebagai Staf Khusus Wapres bidang Ekonomi dan Keuangan
5. Muhammad Imam Aziz, Ketua Harian PBNU sebagai Staf Khusus Wapres bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah, yang akan menangani pemberdayaan masyarakat, masalah kemiskinan, isu-isu HAM
6. Robikin Emhas, Ketua Harian PBNU sebagai Staf Khusus Wapres Bidang Politik dan Hubungan Antarlembaga
7. Masduki Baidlowi, Staf Khusus bidang Komunikasi dan Informasi
8. Masykuri Abdillah, Guru Besar Hukum Islam UIN Jakarta sebagai Staf Khusus Wapres bidang Umum
(TribunPapua.com/ Roifah Dzatu Azmah)