Fahri Hamzah Tanyakan soal Kebijakan UN Nadiem: Bagaimana Presiden yang sama Ambil 2 Keputusan Beda?
Fahri Hamzah juga turut berkomentar terkait digantinya ujian nasional (UN) dengan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter.
Alasannya, wacana penghapusan UN harus dibarengi dengan perubahan aturan hukum, termasuk revisi Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional yang dibahas di DPR.
"Jangan sampai nanti sudah diputuskan, tiba-tiba kajiannya, mohon maaf, agak melenceng sedikit jadi polemik lagi, apalagi terkait dengan hukum," kata Putra.
Ia juga meminta Kemendikbud menyerahkan cetak biru di bidang pendidikan supaya kebijakan-kebijakan sektor pendidikan, termasuk Ujian Nasional, tidak ikut berubah seiring pergantian Mendikbud.
"Ketika kita bicara cetak biru itu kita bukan hanya bicara dua tahun, tiga tahun, (tapi) kita bicara lima tahun, sepuluh tahun, dan kita tidak beli kucing dalam karung," ujar Putra.
Diberitakan sebelumnya, Kemendikbud telah menetapkan 4 pokok kebijakan bidang pendidikan nasional melalui program "Merdeka Belajar".
• Nadiem Makarim Tegaskan Ujian Nasional 2020 akan Jadi yang Terakhir
Salah satu kebijakannya adalah menghapus sitem Ujian Nasional mulai 2021 mendatang.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengatakan, UN tahun 2020 akan menjadi UN terakhir.
"Penyelenggaraan UN tahun 2021 akan diubah menjadi Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter yang terdiri dari kemampuan bernalar menggunakan bahasa (literasi), kemampuan bernalar menggunakan matematika (numerasi), dan penguatan pendidikan karakter," ujar Nadiem.
Pelaksanaan ujian tersebut akan dilakukan siswa yang berada di tengah jenjang sekolah (misalnya kelas 4, 8, 11) sehingga dapat mendorong guru dan sekolah untuk memperbaiki mutu pembelajaran.
(Kompas.com/ Ardito Ramadhan)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul : Fahri Hamzah "Semprot" Nadiem Terkait Penggantian UN dan "UN Dihapus, Politis PDI-P: Kita Nggak Mau yang Kena Pak Jokowi Juga..."