Haris Azhar Ungkap Kejanggalan Kasus Novel Baswedan, Hilangnya Cangkir, Motif hingga Pengakuan Saksi
Aktivis hak asasi manusia (HAM) Haris Azhar merasa ada kejanggalan di balik penangkapan penyerang Novel Baswedan.
"Dan hanya berhenti di orang tersebut, sementara saksi banyak yang melihat bahwa pengintaian terhadap rumah Novel berminggu-minggu," bebernya.
"Jadi memang ini butuh perencanaan yang luar biasa."
Menurutnya, pengungkapan kasus Novel Baswedan ini sulit diterima akal sehat.
"Tapi terkait semua orang itu apakah hanya berhenti pada pelaku saja? Itu susah diterima oleh akal sehatnya orang bego lah," kata dia.
"Kita kan ini dianggapnya orang bego kan, enggak ngerti, tapi orang bego ya sehat-sehat."
"Jadi akal sehatnya orang bego bilang kalau berminggu-minggu pasti ada perencanaan."
Lebih lanjut, Haris Azhar menyoroti status tersangka yang merupakan anggota Brimob.
"Kalau dia Brimob dia enggak masuk kerja berminggu-minggu," ujarnya.
"Ini jangan-jangan hanya ingin nyenengin presiden aja? Se-simple itu aja menggambarkannya bagaimana kasus Novel ini diselesaikan."
Simak video berikut ini menit 34.00:
Keterlibatan Wakil Bupati Kebumen?
Sementara itu, dalam acara tersebut, terjadi perdebatan terjadi antara Aktivis hak asasi manusia (HAM) Haris Azhar dengan Mantan Anggota Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Kasus Novel Baswedan, Hermawan Sulistyo.
Dilansir TribunWow.com, keduanya berselisih paham soal dua tersangka penyiraman Novel Baswedan yang telah dibekuk pihak kepolisian.
Bahkan, Hermawan Sulistyo menyinggung wakil bupati Kebumen dalam kasus penyiraman Novel Baswedan.
Haris Azhar mulanya mengungkap keraguan terhadap dua tersangka penyiraman Novel Baswedan itu.