Pandangan Rocky Gerung soal Asal Muasal Virus Corona di China: Pasti Menyimpan Banyak Rahasia
Wabah Virus Corona hingga kini masih mengancam dunia kesehatan. Virus Corona sempat dikabarkan terjadi lantaran adanya kebocoran senjata biologis.
TRIBUNPAPUA.COM - Wabah Virus Corona hingga kini masih mengancam dunia kesehatan.
Virus Corona sempat dikabarkan terjadi lantaran adanya kebocoran senjata biologis China.
Pengamat Politik, Rocky Gerung menilai kabar tersebut tidak benar.
• Manfaatkan Kelangkaan Masker Efek Virus Corona, Wanita Ini Menipu dan Untung Rp 11,2 Juta
Ia mengatakan, wabah tersebut sangat serius untuk diwaspadai mengingat belum ada obat yang bisa menyembuhkan Virus Corona.
"Sangat serius karena sampai sekarang instinuasi bahwa itu senjata buatan dan orang masih tunggu bagaimana virus itu bisa diatasi," kata Rocky Gerung dikutip dari channel YouTube Rocky Gerung Official pada Rabu (19/2/2020).
Menurutnya, wabah ini terjadi secara natural lantaran obatnya hingga kini ditemukan.
"Jadi kecemasan itu masih berlanjut, mungkin kalau virus itu natural agak susah karena belum ditemukan antibodinya musti diimplan dulu ke dalam sistem imun manusia supaya timbul secara natural," kata Rocky Gerung.
Jika memang wabah itu sengaja diciptakan, seharusnya ada antibodi yang juga diciptakan.
"Kalau dia buatan mustinya ada serum yang disiapkan. Antinya sudah disiapkan. "
"Mustinya kalau senjata itu ada antibodi articifial yang dibuat oleh pembuatnya supaya tidak kena pada si pemakainya," jelas pria 60 tahun tersebut.
Ia tak menampik ada hal yang disembunyikan dari China soal Virus Corona.
• Dua Pekan Dirawat di RS, WNI Penderita Virus Corona di Singapura Dinyatakan Sembuh
"Ya pasti karena China negara tertutup dan musti menyimpan banyak rahasia sehingga spekulasinya berkembang makin liar," lanjutnya.
Lihat videonya mulai menit ke-3:30:
Plasma Darah Diyakini Ampuh atasi Corona
Zhong Nanshan, seorang ahli pernapasan di China mengatakan pengobatan menggunakan plasma darah pasien yang sembuh dari Virus Corona itu pengobatan yang menjanjikan.
Plasma darah tersebut diyakini memproduksi antibodi alami untuk mengobati mereka yang masih sakit.
Dikutip TribunWow.com dari South China Morning Post, Rabu (19/2/2020), Zhong Nanshan mengatakan pada konferensi, Selasa (18/2/2020), pengobatan telah diberikan kepada beberapa pasien di Provinsi Hubei, China.
"Pengobatan (plasma darah) terlihat menjanjikan. Ini sudah tua, efektif, dan aman, meskipun persediaannya terbatas," ungkap Zhong dikutip dari South China Morning Post, Rabu(19/2/2020).
Nantinya, pengobatan menggunakan plasma darah untuk pasien terjangkit Virus Corona akan diberikan ke Provinsi Guangdong, China.
• 10 Kebiasaan Buruk yang Memancing Penyebaran Virus Corona dan Virus Lain, Pencet Jerawat Termasuk
Pengobatan akan diberikan kepada pasien yang sudah parah terinfeksi Virus Corona, namun pasien tersebut tidak memiliki sakit kritis yang lain karena dapat beresiko komplikasi.
Terapi plasma darah ini sebelumnya digunakan pada pasien yang terserang Virus Flu Burung, yaitu pada 15 tahun lalu di Shenzen.
Selain itu, terapi plasma darah juga pernah digunakan ke beberapa pasien yang terjangkit Virus Flu Babi di Hongkong.
Dijelaskan, terapi plasma darah tersebut dapat membantu menurunkan tingkat kematian pada saat ini.
China National Biotec Group, perusahaan milik negara di bawah Kemeterian Kesehatan, telah melakukan terapi plasma darah tersebut.
Plasma darah ini menjadi antibodi penawar Virus Corona, diambil dari pasien yang telah pulih dari virus tersebut.
Antibodi tersebut telah diberikan kepada lebih dari 10 pasien yang sedang kritis terjangkit Virus Corona.
Antibodi dari plasma darah yang diberikan kepada pasien dapat mengurangi peradangan setelah 12 hingga 24 jam perawatan diberikan.
Saat ini pemerintahan Hubei, Guangdong, dan Shanghai telah meminta lebih banyak donor darah dari pasien yang sembuh dari Virus Corono.
• Perawat Pasien Virus Corona Dengar Kabar sang Ibu Meninggal, Menangis Sebentar Lalu Kerja Lagi
Hal itu dilakukan untuk memperluas perawatan terapi plasma darah ke seluruh wilayah China yang terjangkit Virus Corona.
Selain itu, Zhong mengatakan kloroquin fosfat yang merupakan obat maralaria juga perlu diselidiki.
Dikarenakan, beberapa pasien yang diberikan kloroquin fosfat telah pulih lebih cepat.
Sehingga, perlu penelitian lebih lanjut untuk menentukan apakah itu akan membantu menyembuhkan pasien dari Virus Corona.
"Sejumlah besar pasien di bawah pengamatan klinis dinyatakan negatif untuk virus dalam 15 hari. Gejala demam dan virus menghilang. Satu hari sebelumnya mereka menggunakan obat (kloroquin fosfat) dibandingkan denngan mereka yang tidak," kata Zhong dikutip dari South China Morning Post Rabu(19/2/2020).
(TribunWow.com/Mariah Gipty/Rena Laila)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Virus Corona Akibat Kebocoran Senjata China? Begini Pendangan Rocky Gerung: China Negara Tertutup