Virus Corona Bukan Musuh, Jokowi: Tapi Rasa Cemas, Rasa Panik dan Rasa Takut
Presiden Joko Widodo meminta masyarakat tak khawatir berlebihan dengan Virus Corona atau penyakit Covid-19 yang ditimbulkannya.
Seperti diberitakan sebelumnya, setiap orang bisa ikut ambil bagian dalam upaya mencegah penyebaran SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19.
Namun, kita sendiri harus sadar bahwa ada beberapa kebiasaan yang justru dapat memperburuk keadaan.
Kebiasaan yang bisa memperburuk keadaan antara lain, tidak mengkarantina diri saat sakit, lebih percaya teori konspirasi dibanding tenaga medis, memilih menggunakan pengobatan alternatif yang belum tentu terbukti, tidak menerapkan pola hidup bersih dan sehat, dan justru memborong masker meski sehat.
Menurut Stanley Deresinski, seorang profesor klinis penyakit menular di Stanford Medicine, kebiasaan-kebiasaan tersebut justru dapat membuat orang yang sakit atau suspect Corona menyebarkan virusnya ke orang lain.
"Jika Anda terinfeksi dan melakukan kontak dengan orang lain, orang tersebut berpotensi tertular juga," kaya Stanley Deresinski, seorang profesor klinis penyakit menular di Stanford Medicine.
"Pada dasarnya pola inilah yang terus berputar," imbuh Deresinski seperti dilansir Live Science, Kamis (5/3/2020).
• Pulau Galang Bisa Jadi Lokasi Evakuasi WNI jika Ada Negara yang Lockdown akibat Virus Corona
Berkaitan dengan itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa saat ini dunia kekurangan peralatan medis yang dapat melindungi petugas medis dan pasien seperti masker, sarung tangan, dan kacamata khusus.
WHO memperingatkan bahwa kurangnya peralatan pelindung dapat menghambat dalam menanggapi wabah.
Hingga siang ini (5/3/2020), lebih dari 95.000 orang di seluruh dunia dikonfirmasi positif terinfeksi Covid-19 dan menewaskan sedikitnya 3.285 orang sejak pertama kali diidentifikasi di Wuhan, China pada akhir Desember 2019.
Dalam waktu kurang dari 10 minggu, virus ini telah menyebar ke lebih dari 80 negara dan wilayah.
Di mana jumlah korban terbanyak ada di China, Korea Selatan, Italia, Iran, dan Jepang.
Dalam jumpa pers pada Selasa (3/3/2020), Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa setiap bulan tenaga medis di seluruh dunia butuh sekitar 89 juta masker medis, 76 juta sarung tangan, dan 1,6 juta kacamata untuk menanggapi wabah Covid-19.
"Bila kekurangan persediaan di atas, semua dokter, perawat, dan pekerja medis yanga da di garis depan tidak memiliki peralatan lengkap dan ini berisiko," ungkap Tedros dilansir CNN, Rabu (4/3/2020).
"WHO telah mengirim hampir setengah juta set alat pelindung diri ke 27 negara, tapi persediaan menipis," imbuhnya.
• Rumah Pasien Positif Virus Corona Dipasangi Garis Polisi, Polri: Saat Itu Warga Datang Ingin Lihat
Diperkirakan, pasokan kebutuhan medis di atas perlu ditingkatkan sebesar 40 persen untuk memenuhi kebutuhan.