Cerita Dokter yang Rawat Pasien Suspect Corona, Pasien Membludak hingga Jadwal Kerja Dirombak
Virus Corona tak hanya meresahkan masyarakat biasa, tetapi juga berdampak pada tenaga medis yang harus menjadi pasukan pertama untuk menghadapi virus
"Sudah beberapa hari ini terjadi pembeludakan, terutama yang suspect (Virus Corona), PDP (pasien dalam pengawasan). Mau enggak mau harus kita tangani, terutama yang mengalami perburukan gangguan respiratori akut," ujar Y.
Padahal, lanjut Y, rumah sakit itu bukan rumah sakit rujukan pasien terinfeksi Virus Corona.
Oleh karena itu, rumah sakit tempat praktik Y hanya melayani pemeriksaan swab.
Pasien yang positif terinfeksi Virus Corona akan langsung dirujuk ke rumah sakit rujukan terdekat.
Sedangkan pasien yang negatif terinfeksi Virus Corona akan menjalani perawatan seperti biasa sesuai gejala klinis para pasien.
• 63 Orang di Negaranya Terinfeksi, Pemerintah Rusia Bangun Rumah Sakit untuk Pasien Virus Corona
Jadwal kerja dirombak
Perjuangan Y di tengah mewabahnya Virus Corona tak berhenti di situ.
Dia pun harus menyesuaikan jadwal praktiknya.
Pasalnya, pihak rumah sakit mengubah jadwal praktik semua dokter agar dapat melayani para pasien secara maksimal.
Pihak rumah sakit juga membagi beberapa klaster perawatan bagi para dokter.
Hal ini bertujuan untuk memudahkan para dokter untuk merawat pasien dan mengantisipasi penyebaran Virus Corona.
"Nah, sekarang (jadwal) kita benar-benar dirombak habis-habisan, dibikin supaya jam kerja enggak 'manusiawi', dalam tanda kutip ya. Jujur sekarang kerja office hour aja, enggak ada piket jaga lagi," ungkap Y.
Kendati demikian, pihak rumah sakit tak selamanya memperlakukan tenaga medisnya sebagai "budak" untuk melayani para pasien.
Mereka juga diberi waktu istirahat agar meningkatkan sistem imunitas tubuh.
• IAKMI Sarankan Pemerintah Denda Pasien Suspect Corona yang Tak Mau Diisolasi
Pasalnya, dokter harus selalu sehat agar dapat merawat para pasien dan menghindari jatuhnya pasien-pasien berikutnya yang berasal dari tenaga medis.