ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Virus Corona

Sukses Kendalikan Corona Tanpa Lockdown, Ini Strategi yang Diterapkan Korea Selatan

Dalam upaya pengendalian Covid-19 itu, Korea Selatan mengandalkan teknologi dan masyarakat yang sangat saling terhubung.

AFP/YONHAP/SOUTH KOREA OUT
Para petugas dilengkapi pakaian pelindung menyemprotkan cairan desinfektan di sebuah pasar di daerah Daegu, Korea Selatan, menyusul meluasnya wabah virus corona di negara itu, Minggu (23/2/2020). Penyebaran virus corona hingga hari ini, Senin (24/2/2020), semakin menunjukkan peningkatan di sejumlah negara, seperti Italia, Iran, dan Korea Selatan. 

TRIBUNPAPUA.COM - Untuk mengendalikan Virus Corona baru di masa depan, Korea Selatan kini mengambil langkah-langkah strategisnya.

Dalam upaya pengendalian Covid-19 itu, Korea Selatan mengandalkan teknologi dan masyarakat yang sangat saling terhubung.

Tujuannya, untuk menghidupkan kembali ekonomi terbesar keempat di Asia itu dan membuat Korea Selatan tetap bersenandung, dengan membangun keberhasilan negara tersebut mengidentifikasi dan melacak kasus-kasus tanpa memaksakan penguncian besar-besaran atau mengharuskan karyawan bekerja di rumah.

"Tanpa memberlakukan penguncian atau larangan pergerakan, kami tetap bisa menjaga pabrik-pabrik beroperasi pada tingkat yang besar," kata Presiden Korea Selatan Moon Jae-in pekan lalu seperti dikutip Reuters.

"Dan ini menanamkan ide kepada dunia bahwa kami adalah basis produksi yang aman dan transparan," imbuhnya.

Pedoman Korea Selatan memerangi wabah Virus Corona kini banyak menjadi acuan negara-negara di Eropa dan Amerika Serikat, yang berharap bisa segera bangkit kembali dari krisis.

Tanggapan Dinkes Tangerang soal Kasus Keluarga Dipungut Biaya Rp 15 Juta untuk Antar Jenazah ODP

"Kami berada dalam tarik ulur yang panjang dengan Virus Corona," kata Menteri Kesehatan Korea Selatan Park Neung-hoo seperti dilansir Reuters.

"Pertempuran itu bisa berlangsung berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun".

Pelacakan kontan

Strategi pertahanan ke depan bakal Korea Selatan bangun di atas pelacakan kontak yang intensif dan kampanye uji virus, yang menurut para ahli, telah berperan dalam mengungkap jaringan infeksi yang mungkin tidak terdeteksi.

Selain alat uji dan teknik pelacakan, Korea Selatan berencana membangun basis data "kota pintar", dan meminta para pelanggar karantina untuk menggunakan gelang pelacak dengan persetujuan.

Basis data dirancang untuk berbagi informasi antar kota mengenai hal-hal seperti lalu lintas dan polusi.

Otoritas kesehatan berencana untuk memanfaatkan jaringan itu untuk mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk menemukan dan mengisolasi kasus Coronavirus.

Basis data yang akan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) operasikan itu memberikan para peneliti epidemiologis data realtime pasien, termasuk keberadaan mereka, waktu yang mereka habiskan di lokasi tertentu, rekaman CCTV, dan transaksi kartu kredit.

Itu bisa memotong waktu untuk melacak pergerakan pasien, dari sekitar satu hari menjadi hanya 10 menit, menurut Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi (MOLIT), yang punya inisiatif "kota pintar".

Halaman
123
Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved