Virus Corona
Kata Anies soal Data Bansos DKI yang Disentil 3 Menteri: Kita yang di Lapangan Tahu Secara Detail
Anies menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sengaja memberikan bantuan sosial lebih awal agar tidak terjadi kelaparan.
Meskipun begitu, pemberian bansos ini menjadi polemik karena ada ketidakcocokan data penerima antara pemprov dengan pemerintah pusat.
Akibatnya, banyak bansos yang meleset atau diterima berlipat oleh peserta.
Menanggapi hal tersebut, Anies menyebutkan pihak penerima yang tidak melaporkan hal ini ke dinas terkait.
Awalnya, Anies menanggapi perbedaan data yang menjadi sorotan kritik pemerintah pusat saat ini.
• Jawaban Anies Baswedan seusai Dapat Kritik Mensos hingga Menkeu soal Bansos: Saya Tak Tahu Salahnya
"Sesungguhnya di lapangan, perlu saya sampaikan ada 1,6 persen orang atau keluarga yang tidak tepat. Itu dikembalikan," ungkap Anies Baswedan.
Ia menyebutkan sebagian besar penerima bansos yang sudah tepat sasaran tidak menjadi sorotan.
"Tapi 98,4 persen itu benar. Cuma yang benar itu enggak jadi berita, ya?" sindir Anies.
"Yang jadi berita yang 1,6 persen. Tapi 1,6 persen tidak dikoreksi," tambah dia.
"Jadi dari sisi itu sebetulnya tidak ada masalah," lanjut Anies.
Ia kemudian menuturkan alasan 1,6 persen penerima bansos yang salah sasaran.
Menurut Anies, selama ini banyak penerima bansos yang tidak mengaku bahwa mereka terdaftar.
"Karena apa? Karena transfer. Jadi sebetulnya mereka penerima bantuan," jelas dia.
Anies B menyebutkan penerima bansos ini tidak pernah melaporkan kesalahan data.
"Jadi ketika diberinya cash, enggak lapor ke kita bahwa salah. Atau mereka dulu mengusulkan dan diterima," papar Gubernur DKI Jakarta ini.
Ia menyinggung ada beberapa penerima bansos yang merupakan tokoh yang dikenal masyarakat.