Perjuangan ABK di Kapal China, Yuli Pernah Dipukuli ABK Lain karena Dapat Pujian Kapten Kapal
Yuli memulai petualangan hidup sebagai dengan mendaftar sebagai tenaga penangkap ikan dengan harapan meningkatkan taraf hidup.
Dianggap Orang Rendahan dan Jadi Sasaran Kekesalan ABK Lain
Berdasarkan pengamatan Yuli, pelaut asal Indonesia menjadi pekerja kelas terendah sebab tak berbekal SOP yang cukup sehingga tindakkannya kerap memancing emosi para pengambil kebijakan di kapal tersebut.
Berada di lautan lepas jauh dari tanah air, membentuknya menjadi pribadi tahan banting.
Dia mengaku kerap mendapat perlakuan yang keras dari ABK asal China.
Pulang Kampung ke Solo, ABK Kapal Pesiar di Amerika Serikat Positif Corona, Langsung Karantina
"Mereka menyebut kami ABK asal Indonesia dengan panggilan laowei yang kira kira artinya orang rendahan," katanya.
Jika kinerja bagus, makanan dan perlakuan juga mengikuti.
Mereka yang kerap mendapat perlakuan tidak layak, biasanya karena kurang bisa membawa diri dalam bekerja di lautan dengan orang asing.
Misalnya ketika berhasil mencapai target tangkapan, para ABK dipersilakan minum dan makan secukupnya tanpa terintimidasi.
"Minumnya air mineral kecuali yang kinerjanya buruk. Tahu sendirilah orang sana keras-keras," katanya.
Lebih menyakitkan lagi ketika Yuli mendapat pujian dari kapten kapal. Para ABK asal China, malah tak terima.
Yuli kemudian menjadi sasaran bogem mentah untuk menyalurkan kekesalan.
Bonus Tak Cair
Berdasarkan perintah kapten, tiap satu ton cumi-cumi yang ditangkap ada bonus 80 USD.
Nyatanya sampai kontrak habis Yuli tidak pernah mendapatkan bagian apa pun. Padahal ketika dikalkulasi harusnya dia mendapat bonus untuk 20 ton hasil tangkapan kailnya.