ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Tanggapi Aksi John Kei, Debt Collector Ini Ungkap Prinsip dari Maluku: Malu Melakukan yang Jahat

John Kei dan 29 anak buahnya ditangkap atas penyerangan rumah milik Nus Kei di Perumahan Green Lake City, Cipondoh, Tangerang

Capture Kick Andy
John Kei 

TRIBUNPAPUA.COM - Pengusaha Jasa Keamanan Marsyel Ririhena ikut menanggapi perihal kasus premanisme yang dilakukan kelompok John Kei.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam acara Rosi di Kompas TV, Kamis (25/6/2020).

Diketahui sebelumnya, John Kei dan 29 anak buahnya ditangkap atas penyerangan rumah milik Nus Kei di Perumahan Green Lake City, Cipondoh, Tangerang, Minggu (21/6/2020).

Pengusaha Jasa Keamanan Marsyel Ririhena menanggapi penyerangan yang dilakukan kelompok John Kei, dalam acara Rosi, Kamis (25/6/2020).
Pengusaha Jasa Keamanan Marsyel Ririhena menanggapi penyerangan yang dilakukan kelompok John Kei, dalam acara Rosi, Kamis (25/6/2020). (Capture YouTube Kompas TV)

Pengakuan John Kei ke Penyidik Bisa Tidak Diperhitungkan, Polisi: Pengakuan Tersangka, Nggak Penting

Selain itu, pembacokan terhadap anak buah Nus Kei di Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat pada hari yang sama juga diduga didalangi kelompok ini.

Menanggapi kasus tersebut, Marsyel menilai tindakan premanisme bisa memperburuk citra masyarakat Maluku, yakni daerah asal John Kei.

Diketahui usaha jasa keamanan milik Marsyel juga menyediakan jasa penagih utang (debt collector), yang disebut sebagai bidang yang sama dengan yang digeluti John Kei.

Meskipun begitu, Marsyel mengaku memiliki cara yang berbeda dan selalu mematuhi hukum.

Marsyel menilai masih banyak masyarakat Indonesia yang memiliki stigma buruk terhadap orang Indonesia Timur.

Ia menduga sudah ada persepsi negatif yang dilekatkan hanya dari penampilan masyarakat Maluku.

"Satu, mungkin mereka ada ketakutan dari sisi penampilan saja sudah takut," ungkap Marsyel Ririhena.

Ia lalu mengungkapkan ada ajaran adat yang selalu dipegang teguh masyarakat Maluku.

"Kita sebagai orang Maluku, kita memegang teguh tindakan ksatria," papar Marsyel.

Selain sikap ksatria, masyarakat Maluku juga menjunjung tinggi persaudaraan.

Marsyel mengungkapkan sikap itu muncul karena ada rasa satu darah dari suku yang sama.

"Kita merasa kita asalnya sama, dari Pulau Seram. Di situ yang kita junjung tinggi adalah, selain persaudaraan, bahwa kita ini adalah orang-orang Alifuru," katanya.

 

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved