Mulanya Tak Percaya Covid-19 Nyata, Warga Ini Kebingungan saat Merasa Sakit dan RS Penuh
Meski kasus Covid-19 semakin naik, beberapa masyarakat di perkampungan Kota Tasikmalaya tak percaya adanya penyebaran virus tersebut.
TRIBUN-PAPUA.COM - Meski kasus Covid-19 semakin naik, beberapa masyarakat di perkampungan Kota Tasikmalaya tak percaya adanya penyebaran virus tersebut.
Diungkapkan Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Tasikmalaya Muhammad Yusuf, bahkan pihaknya menemukan warga positif Covid-19 yang masih berkeliaran seenaknya di lingkungannya.
Seorang warga mengungkapkan, awalnya warga di kampungnya tidak percaya Covid-19.
Namun suatu hari, ada dari mereka yang kehilangan indera penciuman dan perasa.
Kemudian, hampir semua warga di lingkungan sekitarnya merasakan hal sama seusai berinteraksi tanpa protokol kesehatan.
Baca juga: Cara Penularan dan Gejala Varian Delta, Jenis Virus Corona Baru yang Lebih Kuat
Baca juga: Ahli Ungkap Corona Varian Delta Bisa Menular 5-10 Detik saat Berpapasan
"Mereka baru bilang, awalnya tak percaya Covid-19, enggak akan kena kita di kampung, bebas aja. Tapi setelah positif, bingung rumah sakit penuh. Katanya, kita mau dirawat dimana ini?" kata Zunarya Kasmita (60), seorang warga asal Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Kamis siang.
"Sudah kejadian baru sadar, sebelum kejadian enggak mau dengar sama sekali," katanya.
Hal sama diungkapkan, Rimsyah Ananda (47), warga Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, yang menemukan hal sama hampir di tiap perkampungan masyarakat beranggapan bahwa Covid-19 tak berbahaya.
Ada yang beranggapan, pakai masker hanya untuk ke kota saja supaya tidak ditilang
Mereka menjalani kegiatan sehari-harinya tanpa menjalankan protokol kesehatan.
Bahkan, ada yang beranggapan bahwa memakai masker hanya saat ke wilayah perkotaan saja supaya hanya tak ditilang petugas Kepolisian.
"Kalau di kampung memang kayak gitu. Minim sekali menjalankan prokes. Sudah kejadian baru mereka sadar," kata Rimsyah.
"Bahkan ada yang positif masih bebas saja nongkrong-nongkrong dan bilang bahwa tak akan menular. Ini yang sangat bahaya pendidikan rendah jadi pemicu penyebaran cepat, enggak peduli ke orang lain di sekitarnya," lanjut Rimsyah.
Warga harus dipaksa sadar, jangan tunggu kena baru mengemis minta bantuan
Rimsyah pun mengaku sangat setuju dengan adanya petugas tracing tingkat RT yang akan diterapkan oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papua/foto/bank/originals/pasien-covid-19-berjubel-di-depan-igd-rsud-kota-tasikmalaya.jpg)