COVID 19 DI PAPUA BARAT
Pelni Ancam Turunkan Penumpang yang Tak Pakai Masker
Semetara kita arahkan agar turunkan dulu penumpang, namun ada oknum petugas buka pintu untuk masyarakat masuk
Penulis: Safwan Ashari Raharu | Editor: M Choiruman
Laporan Wartawan TribunPapuaBarat.com, Safwan Ashari Raharusun
TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Sejumlah calon penumpang Kapal Motor (KM) Tidar, di pelabuhan Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat, tampak mengabaikan standar protokol kesehatan (Prokes) Covid-19.
Berdasarkan pengamatan TribunPapuaBarat.com, ketidakpatuhan masyarakat yang berada di pelabuhan tanpa memakai masker, mengabaikan jaga jarak saat naik ke tangga kapal yang akan membawa mereka.
Staf Operasional Pelni Cabang Manokwari, Heri Laduki saat dikonfirmasi, mengaku baru kali ini masyarakat tampak abai terhadap prokes.
"Semetara kita arahkan agar turunkan dulu penumpang, namun ada oknum petugas buka pintu untuk masyarakat masuk," ungkap Heri, Sabtu (3/7/2021).
• Curhat Pedagang di Papua saat PPKM, Robby: Saya Punya Waktu Jualan 120 Menit Saja
"Mereka buka buka tanpa koordinasi dengan kami pihak Pelni, sehingga kewalahan," ucapnya.
Harusnya, kata dia, semua penumpang masuk lewat satu pintu, namun malah ada petugas yang membuka pintu lain.
"Saya sendiri kaget, kok tiba-tiba ada yang muncul tanpa masker, abaikan protokol kesehatan," tutur Heri.
Ia mengaku, kondisi seperti ini baru pertama kali terjadi setelah bulan Ramadan.
"Ini akan menjadi tugas kami agar besok-besok tidak lagi terjadi seperti ini," imbuhnya.(*)
Situasi saat calon penumpang KM Tidar di Pelabuhan Manokwari, Papua Barat, abaikan Prokes Covid-19.
Sementara itu, di Provinsi Papua Barat segera menarik rem darurat, dikarenakan dalam waktu dua pekan, lonjakan kasus terkonfirmasi positif Corona atau Covid-19, naik drastis.
• Terpapar Covid-19, Kakak Beradik Ini Ditemukan Meninggal di Dalam Rumah saat Isolasi Mandiri
Salah satu daerah di Papua Barat, yang mengalami kenaikan secara tiba-tiba pada dua pekan terakhir, yakni Kabupaten Manokwari.
Dengan kondisi tersebut, tentu merambat pada daya tampung pasien terkonfirmasi positif covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi Papua Barat.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Papua Barat yang juga Direktur RSUD Provinsi Papua Barat, dr Arnold Tiniap.
"Saat ini kita sedang menampung sekitar 77 pasien di RSUD Provinsi Papua Barat, sekitar 43 dengan gejala sedang dan berat," ungkap Tiniap, saat dihubungi TribunPapuaBarat.com, akhir pekan tadi.
"Dengan kondisi 77 pasien yang dirawat saat ini, telah melampaui kapasitas kita di RSUD Provinsi Papua Barat," ungkapnya.
• Bawa Ratusan Warga yang Langgar PPKM ke Pemakaman, Wali Kota Surabaya: Dipikir Bohong Mungkin
Kendati demikian, kata Tiniap, jika dibandingkan secara kualitas saat ini lebih berat ketimbang Januari dengan jumlah sekitar 75 orang.
"Apalagi kondisi pasien yang ditangani dengan jumlah 77 orang, dan kondisinya pun lebih berat," ucapnya.
"Mereka ini sangat membutuhkan oksigen yang cukup banyak," ujarnya.
Sementara itu, Tiniap mengaku, kebutuhan oksigen di RSUD Provinsi Papua Barat saat ini perharinya lebih dari 100 tabung.
• Info CPNS 2021 KKP untuk Putra/Putri Papua Penyandang Disabilitas, Berikut Formasi Khususnya
Dalam kondisi seperti ini, Tiniap meminta agar Papua Barat harus segera melakukan upaya strategis.
"Kalau kita tidak rem darurat dan langkah lebih tegas, untuk mengerem lajunya kasus ini maka RSUD Provinsi Papua Barat akan menolak pasien positif Covdi-19," tegas Tiniap.
Sebab, kata dia, situasi saat ini Papua Barat terlebih khusus Manokwari angka positif meningkat tajam.
"Hanya dalam dua minggu kasus aktif di Papua Barat telah mencapai 1.229 orang," tuturnya.
"Dan Kabupaten Manokwari berada di urutan tertinggi, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 berjumlah 664 orang," imbuhnya. (*)