PERSIPURA
Boaz Solossa "Anak Ajaib" yang Tak Lagi Bersama Persipura Jayapura
Sejak Tahun 2005, Boaz membela Persipura Jayapura dan dipercaya untuk menjadi kapten untuk memimpin rekan-rekannya.
TRIBUN-PAPUA.COM - Boaz Theofilus Erwin Solossa atau lebih dikenal dengan nama Boaz Solossa, lahir di Sorong, Papua Barat, 16 Maret 1986 adalah pemain sepak bola Indonesia.
Saudara-saudaranya, Ortizan Salossa dan Nehemia Salossa juga pemain sepak bola.
Boaz merupakan satu di antara striker terbaik dimiliki Indonesia.

Dia dikenal memiliki naluri mencetak gol yang tinggi, akurasi umpan yang baik, tendangan dengan kaki kiri, serta teknik dribbling di atas rata-rata seperti dikutip Tribun-Papua.com dari wikipedia.
Dalam urusan mencetak gawang, Boaz juga satu-satunya pemain sepak bola nasional yang mampu bersaing dengan striker asing untuk menjadi top scorer Indonesia Super League (ISL).
Baca juga: Jacksen Tiago: Saya Respect kepada Boaz Solossa dan Yustinus Pae
Dia pernah dijuluki sebagai anak ajaib, ketika dibawa oleh Peter Withe dan menampilkan penampilan memukau di Ho Chi Minh, saat ia tampil bersama Tim Nasional Indonesia di ajang Piala Tiger 2004.
Pada tahun 2011, Boaz mendapat tawaran untuk bermain di klub Belanda VVV-Venlo, tetapi karena keluarga dia memilih untuk tetap bermain di Persipura Jayapura.

Sejak Tahun 2005, Boaz membela Persipura Jayapura dan dipercaya untuk menjadi kapten untuk memimpin rekan-rekannya.
Boaz lahir di keluarga Solossa, keluarganya terkenal di Provinsi Papua Barat.
Pamannya, Jaap Solossa, adalah Gubernur Papua sebelum ia meninggal pada tahun 2005.
Baca juga: Yoseph Ukago: Boaz Solossa dan Yustinus Pae adalah Icon Persipura
Boas lahir di sebuah keluarga sepak bola, menjadi bungsu dari lima bersaudara.
Hampir semua dari mereka adalah profesional sepak bola, termasuk saudaranya Ortizan dan Nehemia Solossa.
Memiliki kemiripan wajah dengan kakak kandungnya Ortizan, yang juga pemain sepak bola profesional, membuat banyak orang yang sering salah setiap kali bertemu kedua pemain ini.
Kontroversi
Boaz memiliki temperamen yang meledak-ledak, pada 25 Oktober 2005 ia dijatuhi hukuman skorsing selama satu tahun tidak boleh bermain sepak bola di ajang nasional maupun internasional oleh PSSI karena terbukti menendang wasit dalam pertandingan Piala Indonesia antara Persipura melawan Persebaya pada 12 September 2005.