ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

SOSOK

Modal Rp 500 Ribu, Yakomina Kareth Perempuan Asal Maybrath Sorong Buka Usaha Rambut Sambung

Saya mengumpulkan uang hingga Rp 500 ribu dan mencoba membeli rambut dari Jogja

Penulis: Zaneta Chrestella Mirino | Editor: M Choiruman
TRIBUN-PAPUA.COM
Yakomina Kareth (57), Penjual rambut sambung yang memulai usahanya dengan modal Rp 500 ribu. 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Tirza Bonyadone

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Sengatan panasnya sinar matahari di Pasar Tradisional Youtefa, Distrik Abepura, Kota Jayapura, Provinsi Papua, tak menyurutkan semangat seorang Mama Papua yang berjualan rambut sambung (rambut palsu), atau yang kerap digunakan orang asli Papua sehari-harinya.

Namanya Yakomina Kareth (57). Seorang ibu rumah tangga yang sejak 2005 menekuni profesi sebagai penjual rambut sambung.

Wanita yang akrab dipanggil Mama Kareth ini mengaku membuka usaha ini, karena ajakan ponakan perempuannya yang bersekolah di Kota Istimewah Yogyakarta.

Ia menjelaskan, sebelum ia memulai kariernya sebagai penjual rambut. Ia hanya tinggal di rumah sambil berjualan kecil-kecilan.

Kisah Anak Jalanan, Yusup Pantu yang Kini Jadi Kapster Profesional

Mama Kareth mengumpulkan hasil jualan sayur dan pinang untuk menaruh modal awal bagi rambut palsu.

"Saya mengumpulkan uang hingga Rp 500 ribu dan mencoba membeli rambut dari Jogja," ungkapnya kepada wartawan Tribun-Papua.com, Sabtu (10/7/2021).

Dirinya mengaku termotivasi melihat keponakannya yang juga memulai usahanya ketika masih berkuliah.

Perempuan asal Maybrath, Sorong, Papua Barat ini menjelaskan, awalnya hanya untuk menambah pemasukan. Namun sejak suaminya pensiun PNS, ia memutuskan untuk menekuni usaha ini.

"Ya tidak terasa juga telah berjualan hampir 16 tahun dan membantu pemasukan bagi keluarga," jelas wanita yang berdomisili di Lingkaran Abepura Jalan Manokwari, Belakang Gereja Harapan.

PPKM Diberlakukan, Pedagang di Sentani Papua Pasrah Harus Tutup Pukul 18.00 WIT

Selain itu ia menjelaskan, pemasukan yang ia dapatkan selama berjualan ini cukup meningkat pesat.

"Saya putuskan untuk lanjutkan berjualan, karena perputaran dana di dalamnya berkembang pesat," ungakpanya.

Ia mengaku kini berbelanja rambut untuk sambung dulunya hanya Rp 5 juta perbulannya, kini ia sudah bisa membeli dengan kisaran harga Rp 30 juta.

"Melihat peminat yang cukup banyak dan perputaran modal yang signifikan membuat saya tidak ragu mengeluarkan modal," tegasnya.

"Rambut juga sudah tidak 200 ikat tapi sudah 1.000 ikat saya import per bulannya," jelasnya.

Manfaat Zat Besi pada Bayam Merah

Pengimportan pun sendiri biasa ia lakukan menggunakan kapal laut.

"Kalau pakai pesawat itu mungkin cepat tapi saya memilih jalur laut, meski harus menunggu seminggu yang penting murah," ungkap wanita kelahiran Oktober 1964.

Dana yang dikeluarkan untuk pengiriman barangnya sendiri tidak sedikit, ia bisa mengeluarkan 30 juta sekali berangkat.

Sementara itu, untuk peminatnya sendiri tidak hanya orang asli Papua kini masyarakat pendatang pun juga sering berkunjung dan membelinya.

"Mungkin awal buka memang hanya masyarakat lokal, tetapi makin kesini orang pendatang juga banyak yang membeli," jelasnya

Rambut yang ia sediakan ditempat usahanya ini cukup beragam mulai dari yang pendek hingga panjang, dengan varian warna yang berbeda.

Steve Mara, Pemuda Papua Pimpin Sidang Simulasi PBB di Uzbekistan 

Untuk varian warnanya sendiri ada hitam, merah, maroon, hijau, orange, abu-abu hingga kuning juga ada.

Dari beragam warna ini masyarakat lebih sering berkunjung dan mencari warna hitam untuk mereka gunakan.

"Rambut gimbal juga kami sediakan ditempat ini, melihat peminatnya juga," katanya.

Kisaran harga yang diberikan oleh Mama Kareth cukup beragam mulai dari Rp 25 ribu hingga Rp 85 ribu per ikatnya.

"Tergantung rambut apa yang mereka cari, tapi kebanyakan saya jualnya Rp 100 ribu dapat sudah dapat tiga gulungan rambut," jawabnya.

Ramalan Zodiak Hari Ini, Senin 12 Juli 2021: Capricorn Temukan Jalan Keluar, Leo Siap Bertindak

Sementara itu, ia tidak hanya mendapat pembeli dari Jayapura melainkan dari Wamena, Timika hingga Merauke.

"Mereka kalau borong rambut itu bisa Rp 2 juta hingga Rp 3 juta dan rata-rata bisa ambil 150 ikat rambut," katanya.

Ia melihat ini sebagai suatu kesempatan yang baik untuk membuka tempat jualan di Pasar Youtefa.

"Saya awalnya di pasar lama lalu pindah ke pasar ini, untuk biaya sewa per satu tahun itu bisa Rp 15 juta sejak 2013," jawabnya.

Baca juga: Manfaat Rebusan Air Cengkeh untuk Tubuh, Ternyata Mengandung Vitamin C Lho

Mama Kareth mengaku tidak ada kendala selama penjualan rambut ini, bahkan pemasukannya juga.

Ia tak harus menghawatirkan bila tak ada pembeli karena jualan seperti ini cukup digemari masyarakat setempat.

Sehingga untuk balik modal setiap bulannya sudah bisa ia dapatkan.

"Saya belum membuka cabang dan memang ada kerinduan untuk bisa membukanya di tempat lain," jelas ibu dari Alfred (31), Tirsa (22), Robi (22) dan Zefannya (18).

Melihat kehidupan sosial masyarakat Papua yang cukup tinggi, membuat ia optimisi bisa memperluas usahanya ke beberapa tempat.

"Rambut ini kan bukan barang yang bisa busuk, justru bisa dijual berulang kali. Jika hari ini sepi pembeli, masih bisa simpan untuk hari esok," katanya. (*)

Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved