ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Virus Corona

Menyerah Hadapi Pandemi Covid-19, Pedagang Malioboro Kompak Pasang Bendera Putih di Sepanjang Jalan

Pemasangan bendera putih ini menyimbolkan bahwa para pedagang sudah menyerah untuk menghadapi pandemi Covid-19.

Editor: Claudia Noventa
KOMPAS.COM/WISANG SETO PANGARIBOWO
Bendera putih dipasang disepanjang jalan Malioboro tanda PKL menyerah hadapi pandemi, Jumat (30/7/2021) 

TRIBUN-PAPUA.COM - Para pedagang di Malioboro, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mengaku menyerah untuk menghadapi pandemi Covid-19.

Hal tersebut ditunjukkan dengan memasang bendera putih di sepanjang Jalan Malioboro, pada Jumat (20/7/2021) pagi.

Diketahui, sejak pandemi Covid-19 para pedagang baik itu pedagang kaki lima (PKL) maupun pedagang lesehan kesulitan mencari nafkah, karena diberlakukannya beberapa aturan terkait dengan pembatasan mobilitas.

Sebagai contoh, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat maupun PPKM level.

Bendera putih dipasang disepanjang jalan Malioboro tanda PKL menyerah hadapi pandemi, Jumat (30/7/2021)
Bendera putih dipasang disepanjang jalan Malioboro tanda PKL menyerah hadapi pandemi, Jumat (30/7/2021) (KOMPAS.COM/WISANG SETO PANGARIBOWO)

Baca juga: Jokowi Sebut Lockdown Tak Jamin Persoalan Covid-19 Selesai

Baca juga: Pengakuan Penumpang KM Dobonsolo soal Surat Antigen Palsu, Beli Rp 1,5 Juta di Pelabuhan Jayapura

Pantauan Kompas.com bendera putih dipasang dari mulai jalan masuk Malioboro hingga di depan kantor Gubernur Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta.

Mereka memasang bendera dengan menggunakan potongan bambu dan diikat pada pagar pelindung tanaman.

Ketua Paguyuban Pedagang Lesehan Malioboro, Desio Hartonowati mengatakan saat PPKM level diberikan kelonggaran untuk dine in, pedagang lesehan tetap kesulitan mendapatkan pelanggan.

"Pedagang kuliner, kami tetap tidak bisa jualan. Dengan rentang waktu 1,5 jam kami tidak bisa jualan, tetap tutup total," katanya saat ditemui di Malioboro, Kota Yogyakarta, Jumat (30/7/2021).

Ia mengungkapkan, kesulitan pedagang lesehan untuk berjualan karena adanya aturan jam buka, yakni maksimal pukul 20.00 WIB. Sedangkan para pedagang lesehan memulai berjualan pada sore hari.

"Kita buka pukul 18.00 WIB, aturan jam 20.00 WIB tutup. Kami minta kebijakan pemerintah daerah supaya bisa berjualan sampai pukul 23.00 WIB," katanya.

Menurutnya, pemasangan bendera putih ini bukanlah bentuk protes kepada pemerintah tetapi merupakan ungkapan perasaan para pedagang bahwa mereka merasa kesulitan menghadapi pandemi, yang membuat ekonomi mereka lumpuh.

"Bukan protes, imbauan supaya mengerti perasaan PKL bahwa ekonomi lumpuh total tidak ada pedagang tidak ada pengunjung," kata dia.

"Menyerah secara universal. Kami enggak bisa berbuat apa-apa lagi," ungkapnya.

Disinggung terkait bantuan dari pemerintah, Desi mengatakan saat ini bantuan belum efektif. Sebab, bantuan disalurkan melalui koperasi yang menaungi paguyuban di Malioboro.

Sementara sekarang ini paguyuban yang dinaungi oleh koperasi hanya ada dua.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved